Pementasan ini diproduksi oleh Hae Theater dengan dukungan dari sejumlah pihak, sukses digelar.
"Tap-Tap bercerita tentang fenomena live streaming yang marak berkat popularitas TikTok pada 2-3 tahun belakangan," Anton Sudibyo, penulis naskah Tap-Tap, mengatakan.
Anton menilai tren live streaming kian digemari karena menawarkan pendapatan besar. Namun problemnya, demi kesejahteraan instan ini, sebagian live streamer sengaja menabrak etika dan norma. Bahkan, menurutnya, mereka tak ragu melakukan manipulasi dan berbohong demi membikin konten viral dengan jumlah 'like' tinggi.
"Tapi apa mereka bisa begitu saja disalahkan? tanya Anton Sudibyo. "Terutama ketika pemerintah tak cakap dalam memberi literasi yang benar."
"Pun pemerintah juga tak mampu memberi lapangan pekerjaan yang membuat mereka keluar dari garis kemiskinan," lanjut Anton. "Inilah yang terjadi sekarang."
Kisah ini ditulisnya dengan menyertakan masalah yang lebih kompleks yaitu latar belakang para live streamer-nya. Yaitu persoalan hukum.
Subroto, suami dari Mbok Ndodok, sekaligus ayah dari Rani dan Sambodo, terjerat kasus korupsi. Kisah pilu itu diketahui semuanya oleh sopir keluarga, Agus Sukamto atau Gus Khodam. Subroto di ujung harinya sempat berpesan agar cerita tentang korupsi, tentang Sukma Wijaya, tidak diceritakan ke anggota keluarganya. Subroto selaku sekretaris dinas, tak ingin keluarganya terancam nyawanya. Subroto meninggal dunia dengan status yang disandangnya adalah koruptor.
Terjeratnya Subroto membuat keluarganya terkena imbas. Anggota keluarga jatuh miskin. Mereka yang semula tinggal di rumah besar nan megah, harus tinggal di bedeng. Agus Sukamto pun tetap setia mendampingi keluarga Subroto sebagai bentuk pembalasan budi baik keluarga dan ketidaktegaannya meninggalkan keluarga Subroto.
Di panggung, konflik merucing seiring terbukanya kedok para live streamer tersebut. Sambodo membuka jatidiri Gus Khodam, Nuraini, dan Gaplek. Tentu saja, hal itu sama saja mematikan pekerjaan mereka, termasuk membuntu jalan pendapatan Mbok Ndodok dan Rani.
Semua orang marah besar dengan Sambodo. Andini yang sempat difitnah sebagai pembuka kedok jatidiri live streamer, serta Dedi, murka. Sambodo dan Dedi terlibat percekcokan besar. Hingga itu membuat Mbok Ndodok kaget luar biasa atas kenyataan. Hingga menyebabkan Mbok Ndodok sedih.
Melihat situasi keruh dan ibundanya tersengal-sengal, Sambodo meradang. Hampir saja, Sambodo memukul Dedi. Rani seketika menampar pipi Sambodo agar tidak menuntaskan dendamnya.