SEMARANG - Fenomena live streaming atau  penyiaran konten video via internet yang disiarkan secara realtime melalui platform tertentu, telah mewarnai seluruh dunia. Salah satunya, live streaming melalui aplikasi media sosial TikTok.
Namun saat live streaming ada pula yang rela menabrak norma, dan etika. Realitas ini disajikan Hae Theater dalam pementasan berjudul Tap-tap, di Auditorium RRI Semarang, Sabtu (12/10/2024) malam.
Lakon ini mengambil inspirasi dari maraknya live streaming yang masyhur belakangan melalui TikTok.
Disutradarai Bagus Taufiqurrahman dengan naskah ditulis Anton Sudibyo, pagelaran ini mencuplik fragmen kehidupan berupa fenomena live streaming pada tahun 2022-tahun 2024. Di mana kegiatan ini mampu menjadi tren hampir di sebagian besar kalangan masyarakat, terutama mereka yang emoh dibilang ketinggalan zaman.
Pementasan dibuka dengan live streaming Ali Pincang, yang diperankan Khoirul Asyhar. Ali membacakan penggalan salah satu puisi karya Wiji Thukul Satu Kata Lawan. Beralih live streaming berikutnya adalah gadis muda Nuraini, diperankan Ainaya Shafira. Nuraini seolah berinteraksi dengan netizen perihal kandasnya kisah asmara.
Di panggung sisi kiri, Gus Khodam yang diperankan Akrom Hazami, melakukan siaran langsung juga dengan membacakan khodam permintaan dari netizen. Mbok Dodok, diperankan Puan Ning sukses melakukan live kegiatan mandi disertai wajah memelasnya. Terakhir, live dibawakan oleh Gaplek, yang diperankan Heri Irfani dengan gayanya berjualan aneka akik.
Kegiatan yang dibahasakan oleh Sambodo, diperankan Mahran Nazih, sebagai aktivitas mengemis online, memang meresahkan. Sambodo, mahasiswa sekaligus aktifis kampus tak rela jika Mbok Dodok, dan kakaknya yaitu Rani, diperankan Regina Manna Zoet Viola N, ikut-ikutan live streaming.
Tak heran jika saat Sambodo masuk panggung, marah yang menyala di dadanya, langsung dimuntahkan. Rani dan Mbok Dodok yang sedari tadi telah di panggung, menjadi sasaran keluhan Sambodo. Mbok Dodok hanya sabar melihat amarah anaknya yang merupakan buah hatinya dengan Subroto, almarhum suaminya.
Rani, sebagai kakak, jelas tidak terima dengan ucapan adiknya tersebut. Rani merasa apa yang disampaikan Sambodo terhadap dirinya maupun sang ibu, tidak benar. Justru menurut Rani, Sambodo bukanlah anak yang mampu menolong ekonomi keluarga yang sedang terpuruk.
Dedi, diperankan Abdul Rochim, menjadi sasaran amarah Sambodo. Dedi merupakan putra almarhum Sukma Wijaya, sosok yang disangka penjeblos bawahannya Subroto akibat kasus korupsi. Dedi ditemani tenaga administrasinya Andini, diperankan Ajeng Ratnasari, menjadi bos dari para live streamer.
Live Streaming yang Serba Palsu