Latar Belakang
Selama bertahun-tahun, intimidasi berupa tindakan terutama tindakan fisik terjadi di sekolah. Sekolah menjadi medium bullying yang banyak dipakai oleh remaja, yang mana pada usia remaja ini menurut Erickson adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Pada usia tersebut sebagian waktu mereka berada di lingkungan sekolah, mereka mengenal, bermain dan berinteraksi dengan lingkungan sekolah tersebut. Apabila lingkungan sekolah tidak baik, hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya perilaku tidak baik dari siswa sekolah tersebut, Â termasuk bullying fisik atau non-fisik.
Namun, seiring banyaknya kasus yang terungkap, saat ini pemerintah dan pihak sekolah berangsur-angsur telah meningkatkan kontrol dan pengawasan, serta tak segan untuk menindak tegas siswa yang melakukan pem-bullyingan terhadap siswa lain. Jadi walaupun masih tetap ada bullying, tetapi upaya masif terus dilakukan oleh berbagai pihak untuk menghentikan bullying di lingkungan sekolah. Masalah lain yang terjadi saat ini adalah teknologi informasi yang telah maju, banyak cara dan kesempatan remaja sekolah untuk melakukan pembullyingan diluar lingkungan sekolah,  ‘CYBER BULLYING’ adalah salah satunya. Memang bukan hal yang benar-benar baru, namun meningkatnya penguna sosial media dan populernya internet meme menjadi medium baru bullying.
Saat ini bullying sebagian besar sudah tidak terjadi di lingkungan sekolah, melainkan melalui layar dan tombol perangkat mobile. Menurut situs www.stanfield.com yang konsen terhadap pendidikan anak kebutuhan khusus menyebutkan bahwa internet meme adalah masalah besar saat ini. Banyak orang yang mengenal meme dan merasa akrab denganya karena meme tersebut viral di internet atau sosial media. Internet meme memang dimaksudkan untuk humor dan membuat orang tertawa Namun kreator dan pelaku penyebarluasan seringkali tidak berfikir panjang tentang foto orang-orang yang berada di dalam meme tersebut, apakah mereka benar-benar mengizinkan fotonya untuk dibuat meme dan disebarluaskan atau tidak.
Pembahasan
Perkembangan teknologi yang pesat menciptakan sebuah budaya cyber. Sebuah budaya baru yang muncul dengan dunia virtualnya yang menyediakan sebuah ruang tanpa batas. Sosial media menjadi tempat yang menciptakan dunia kedua, yang meudahkan penggunanya dalam bertinteraksi dengan siapa saja. Namun, dibalik kemudahan yang didapatkan terdapat efek negatif yang timbulkan, salah satunya adalah munculnya cyberbullying dengan menggunakan internet meme.
Internet Meme sebagai konten cyberculture menjadi salah satu media yang dapat memberikan pengaruh psikiologi yang buruk terhadap korban cyberbullying. Salah satu penyebabnya adalah sifat dari meme sendiri yaitu ‘viral’, disini korban akan menerima bullying tersebut terus-menerus karena meme ini menyebar dengan sistem share di sosial media. Sedangkan untuk mencari pelaku pembuatan dan penyebaran meme cyberbullying ini nyaris mustahil dilakukan karena bisa jadi banyak orang yang membuat dan menyebarkannya.
Salah satu contoh kasus bullying yang dilakukan netizen di Indonesia adalah kasus penginjakan bunga amaryllis. Dalam kasus ini seorang remaja wanita yang berselfie dengan gadgetnya menuliskan komentar yang mengundang reaksi netizen untuk membullying remaja ini. Walaupun remaja ini bukan satu-satunya pelaku penginjakan bunga, tetapi komentarnya yang dilihat sebagai perilaku yang buruk menjadikan fotonya disebarkan melalui sosial media temanya. Kemudian kasus itu menarik perhatian banyak orang dan puluhan meme dibuat untuk membullying remaja ini dan dishare di internet.
Kesimpulan
Pekembangan teknologi menciptakan budaya baru yaitu Cyberculture. Perilaku bullying pun yang dulu hanya terjadi dilingkungan rumah, tempat kerja, atau sekolah saat ini memiliki medium baru yaitu dengan adalanya internet dan sosial media. Cyberbullying di media online memberikan efek psikis jangka panjang terhadap korban bullying. Hal ini karena sifat dari internet sendiri yaitu ruang tanpa batas waktu dan tempat. Kontent meme bullying yang diposting dan viral di internet akan selamanya menghuni ruang tersebut dan akan memberikan trauma bagi korban. Â
Saran
Kontent Internet meme sebagai sarana humor dan kritik sosial seharusnya dipilah terlebih dahulu sebelum diposting di media internet. Apabila kontent tersebut menyangkut figur orang maka seharusnya kreator perlu menghubungi orang yang menjadi figur di meme tersebut apakah dia bersedia fotonya dijadikan meme atau tidak.
Sumber
Nancy E., Willard, 2007, Cyberbullying and Cyberthreats: Responding to the Challenge ofOnline Social Aggression, Threats, and Distress. Reasearch Press
Qomariyah, Astutik Nur. (2011). Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan. Surabaya: Universitas Airlangga
Webtografi
Internet Memes & Social Media Cause Cyber-Bullying For Special Needs Kids
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H