Mohon tunggu...
OKE BANTEN
OKE BANTEN Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Melihat Banten Dengan Jernih

Selanjutnya

Tutup

Politik

LSM Aji Saka Tanggapi Narasi Politik Relawan Maesyal-Intan dan Media DetakBanten, Gerus Demokrasi Demi Kepentingan Pribadi?

24 Desember 2024   11:04 Diperbarui: 24 Desember 2024   11:04 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abdu Rohim Ketua Devisi Pendidikan dan Politik LSM Aji Saka Indonesia/dokpri

TANGERANG - Relawan pasangan calon nomor urut 2 Maesyal-Intan kembali menjadi sorotan publik setelah setelah pernyataan mereka yang tayang di media online DetakBanten.com memicu kontroversi. Selasa, (24/12/2024).

Dalam berita yang ditayangkan tersebut, timses secara terbuka mendesak Bupati dan Wakil Bupati Tangerang terpilih untuk menonjobkan Kepala Dinas (Kadis) atau pejabat setara eselon II yang dianggap "tidak berkeringat" mendukung Maesyal Intan. Narasi ini tidak hanya mengusik netralitas ASN, tetapi juga menodai integritas demokrasi di Kabupaten Tangerang.  

Pernyataan H. Retno, salah satu anggota timses menuding sejumlah pejabat OPD lebih condong mendukung pasangan nomor 1, Mad Romli Irvansyah dengan alasan kekuatan finansial dan afiliasi politik yang lebih strategis. Ia bahkan mendesak agar posisi strategis di birokratnya hanya diberikan kepada pihak yang "loyal dan berkeringat" mendukung Maesyal Intan.

Namun, publik mempertanyakan sejak kapan loyalitas politik menjadi syarat utama mengelola pemerintahan? bukankah Aparatur Sipil Negara (ASN) seharusnya bekerja atas dasar profesionalisme bukan untuk memenuhi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Tidak hanya timses yang layak disorot, tetapi juga media DetakBanten.com yang dengan berani mempublikasikan narasi sepihak, tanpa mempertimbangkan prinsip keseimbangan berita. Media DetakBanten.com seolah memberikan ruang bagi propaganda politik alih-alih menyampaikan informasi yang obyektif dan akurat.  

Abdu Rohim Ketua Divisi Pendidikan dan Politik DPP LSM Aji Saka Indonesia, melontarkan kritik tajam. "Jangan mempermalukan Maesyal dan Intan dengan tindakan seperti ini. Timses dan media seperti DetakBanten perlu tahu batas. Apa yang mereka lakukan ini hanya memperburuk citra pasangan calon dan mencoreng nilai demokrasi. Media juga punya tanggung jawab, jangan jadi corong kepentingan sempit," tegasnya. 

Narasi yang disampaikan oleh timses Maesyal Intan, apalagi didukung oleh media seperti DetakBanten.com, menciptakan preseden buruk dalam demokrasi lokal. Ketika tekanan politik semacam ini menjadi norma, maka netralitas ASN, yang seharusnya menjadi pilar birokrasi yang profesional, akan terkikis. 

Selain itu, jika media terus-menerus memberikan panggung kepada narasi yang tidak berimbang, publik akan kehilangan kepercayaan terhadap sumber informasi yang seharusnya mereka andalkan. Ini bukan sekadar masalah politik, tetapi juga ancaman terhadap transparansi informasi yang menjadi hak masyarakat. 

Publik berhak bertanya: Apakah tuntutan ini benar-benar untuk kepentingan rakyat, atau sekadar kepentingan segelintir pihak yang ingin memastikan loyalitas politik sebagai alat balas budi? Jika kepala dinas hanya dipilih berdasarkan kedekatan politik, bukan berdasarkan kompetensi, dampaknya akan langsung dirasakan oleh masyarakat melalui pelayanan publik yang tidak maksimal. 

Timses Maesyal Intan harus berhenti memproduksi narasi yang bersifat destruktif. Alih-alih menekan pihak lain, mereka seharusnya fokus pada strategi yang membangun, seperti mempromosikan program kerja dan visi-misi pasangan calon yang mereka dukung.

Sementara itu, DetakBanten.com harus kembali kepada prinsip dasar jurnalisme: obyektivitas, akurasi, dan keberimbangan. Publikasi yang cenderung berpihak hanya akan merusak kredibilitas media dan memperkuat stigma bahwa media lokal sering kali menjadi alat propaganda. 

Narasi politik yang digulirkan oleh timses Maesyal Intan, dengan dukungan publikasi dari DetakBanten.com hanya menunjukkan betapa rapuhnya pemahaman akan demokrasi dan birokrasi profesional di Kabupaten Tangerang. Jika langkah seperti ini terus dilakukan, bukan hanya citra pasangan Maesyal Intan yang tercoreng, tetapi juga kepercayaan masyarakat terhadap proses politik secara keseluruhan. 

Demokrasi tidak akan tumbuh dari tekanan, intimidasi, atau propaganda. Sebaliknya, ia hanya akan berkembang melalui penghormatan terhadap profesionalisme, transparansi, dan keberimbangan.

Baik timses maupun media, sudah saatnya berhenti menjadi alat kepentingan sempit dan mulai berkontribusi pada terciptanya demokrasi yang sehat. Sebab, rakyat Kabupaten Tangerang layak mendapatkan pemimpin dan media yang berintegritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun