Pendidikan farmasi merupakan salah satu program studi yang dikenal memiliki kurikulum yang padat dan menantang. Mahasiswa farmasi dihadapkan pada berbagai tuntutan akademik yang kompleks, mulai dari pemahaman konsep ilmiah yang mendalam hingga pengembangan keterampilan praktis dalam penanganan obat-obatan.
Selain itu, mereka juga dituntut untuk mengembangkan kompetensi klinis yang krusial untuk karir masa depan mereka sebagai apoteker atau peneliti di bidang farmasi. Mahasiswa Farmasi sering menghadapi tingkat stres yang tinggi akibat beban akademik yang berat, jam belajar yang panjang, dan tanggung jawab klinis.
Stres yang berkepanjangan tanpa penanganan yang tepat dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mahasiswa, serta berpotensi menurunkan kualitas pembelajaran dan pencapaian akademik mereka. beban mata kuliah dan praktikum yang dijalani mahasiswa farmasi dapat memicu kejenuhan dan perasaan tertekan yang disebut stres.
 Menurut Rahmi rusdi (2015) Stres yang dialami oleh mahasiswa pada umumnya, termasuk mahasiswa farmasi, saat menjalani proses perkuliahan dan praktikum disebut stres akademik.Â
Stres  akademik  adalah  tekanan yang  disebabkan  oleh  persepsi  subjektif terhadap suatu kondisi akademik. Hal ini juga didukung oleh Barseli & Ifdil (2017) bahwa Tekanan  yang  muncul  berwujud  respon negatif   berupa   reaksi   fisik,   perilaku, pikiran, dan emosi negatif. Stres akademik juga dapat diartikan sebagai  sebuah  tekanan  mental  yang berhubungan  dengan  perasaan-perasaan frustrasi  yang  diantisipasi  terkait  dengan kegagalan akademik atau bahkan kesadaran  akan  kemungkinan  kegagalan tersebut.
Kebutuhan akan aktivitas refreshing menjadi penting untuk menjaga kesehatan mental dan performa akademik mereka. Seperti yang diketahui, performa akademik dari seorang mahasiswa perlu dijaga agar tetap stabil. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi yang efektif dalam mengelola stress, serta menjaga keseimbangan antara tuntutan akademik dan kebutuhan untuk refreshing.
Dalam mengelolas stres memerlukan identifikasi terkait hal yang membuat stres lalu menemukan solusinya menyesuaikan dengan stres yang kita alami. Menurut Gamma Rahmita Ureka Hakim dkk (2017) bahwa manajemen stress dilakukan dalam 3 tahap yaitu;
- Mengenali sumber stress dan jenis stress yang dialami
- Mempraktekan Teknik coping pada permaslahan
- Menerapkan Teknik manajemen, lalu menilai efektivitasnya dalam permaslahan
Refreshing adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan kembali pikiran dan tubuh dari rutinitas sehari-hari atau stres yang dihadapi. Aktivitas ini bisa bermacam-macam, tergantung pada preferensi individu, seperti berwisata ke tempat baru, melakukan hobi yang disukai, berolahraga, atau sekadar beristirahat di rumah.Â
Dengan melakukan refreshing secara teratur, seseorang dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan kesejahteraan emosional mereka, sehingga lebih siap menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam dunia farmasi, melakukan Praktikum merupakan sebuah keseharian rutin yang tak dapat dihindari, mari renungkan apabila setiap hari melihat zat atau senyawa kimia yang hampir ribuan jumlahnya. Tak dapat terelakan bahwa perasaan jenuh sering menghantui pikiran.Â
Oleh karena itu, refreshing amat sangat diperlukan bagi Mahasiswa  Farmasi, hanya untuk sekadar melihat hal baru yang dapat membangkitkan semangat dan produktivitasnya.