Indonesia Sejahtera dan Islami sepertinya mimpi yang masih harus diperjuangkan , mengingat tak semua sepaham dengan hal itu. Islami menjadi domain pribadi bukan lagi domain publik apalagi negara. Â Sepertinya orang Islam harus puas untuk menjadi Islam yang seutuhnya di mesjid saja. Dengan berbagai argumennya orang menyatakan agama tak perlu di bawa ke ranah negara hanya karena agamanya jelas-jelas mengatur pemisahan itu. Sementara Islam jelas berbeda, karena Islam merupakan satu kesatuan yang utuh dan sempurna, bahwa Islam bisa berada di domain publik. Dan orang dengki pun terbelalak, sehingga terbitlah cap: Fundamentalis mengancam NKRI.
Padahal bukankah yang kita lakukan terang terbuka. Kita ikut pesta demokrasi dan mensosialisasikan kebenaran yang kita yakini.  Kalau toh ternyata tidak laku, sepanjang masih mencapai ambang batas, kita masih berhak untuk bermimpi itu. Sementara si pendengki berupaya untuk memutilasi  mimpi itu. Dengan segala rekaya dayanya disusunlah sebuah rencana, dimana eksekusi bagi fundamentalis akan dilakukan melalui sang penguasa tertinggi ini. Sudah pernah dilakukan sebelumnya di Mesir. Rakyat hanyalah menjadi bahan legalisasi saja, yang berkuasa punya agenda yang terselubung, yang baru terbuka ketika masanya tiba.  Dan si pendengki sedang bahu membahu agar rencananya tersusun rapi....
Harapanku , makar mereka akan porak poranda. Karena sekasar apapun tuduhan mereka. Islam adalah Rahmatan Lil Alamain tak peduli seberapa nyawa yang harus melayang.  Harapanku semoga Prabowo menjadi presiden,  terus terang karena pendukungnya lah yang bisa mewujudkan mimpiku (Pendukung fundamentalis kata si pendengki).  Terus kalau pun ini tak tercapai  ya woles saja... moga-moga saja kalau tetangga sebelah jadi presiden  gak bakalan jadi pengejar islam yang fundamentalis kayak di mesir ngikutin saran-saran pendukungnya yang sebagian kentara anti Islam.  Pendukung yang sok ngerti tentang Islam ... bilang Islam rahmatan lil alamin , padahal maksudnya Islam yang mandul yang cukup membawa ketenangan berada di masjid. Yang lain di bilang Fundamentalis karena mengganggu kemaksiatan yang dilakukan... Pedukung yang semakin demam menunggu saat pencoblosan tiba.
Kita semua hanya mencoba. Mungkin kenyataan tak sesuai dengan keinginan. Tapi mencoba untuk mewujudkan agar keinginan menjadi kenyataan adalah ikhtiar yang abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H