Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Museum Bikon Blewut, Satu Destinasi Vakansi di Pulau Flores yang Tidak Boleh Dilewatkan

8 Agustus 2024   08:19 Diperbarui: 8 Agustus 2024   13:21 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Bikon Blewut di Ledalero | museum.co.id


Liburan atau vakansi ke museum siapa takut. 

Justru vakansi ke museum sangat bermanfaat karena selain liburan untuk bersenang-senang tetapi juga sambil terus belajar. 

Saya memiliki satu museum yang sangat kaya akan nilai budaya dan sejarah dengan berbagai penemuan dan peninggalan berupa artefak dan fosil yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi.

Ketika kuliah dulu, satu tempat favorit yang biasa saya dan teman-teman kunjungi adalah museum.

Hal ini disebabkan karena mengunjungi museum ini, saya dan teman-teman bisa langsung merasakan dan melihat dengan mata kepala sendiri berbagai koleksi peninggalan dan penemuan dari zaman prasejarah yang sangat mengagumkan.

Kebetulan sekolah tinggi tempat saya kuliah memiliki satu museum yang sangat memanjakan rasa ingin tahu setiap mahasiswa  yang tertarik akan arkeologi.

Museum itu bernama museum Bikon Blewut. Sekadar untuk diketahui museum tersebut merupakan salah satu museum yang sangat direkomendasikan menjadi tujuan vakansi. Sebab selain liburan dan senang-senang tetapi ada pengetahuan yang tak ternilai harganya bisa dibawa pulang.

Museum Bikon Blewut merupakan lembaga atau institut yang dibangun sebagai tempat untuk mengumpulkan serta merawat warisan budaya.

Para pengunjung tidak akan dikecewakan ketika mengunjungi museum ini. Pasalnya, para pengunjung akan disajikan berbagai penemuan dan peninggalan benda-benda bersejarah tentang keadaan dan peristiwa yang terjadi di Pulau Flores dan sekitarnya pada masa lampau.

Sekadar kilas balik tentang museum Bikon Blewut yang sangat menarik ini.

Mula-mula museum ini didirikan oleh seorang Misionaris berkebangsaan Belanda yang bernama P. Dr. Theodor Varhoeven, SVD pada tahun 1965 di Todabelu, Mataloko, kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur

Tujuan dibangunnya museum ini adalah untuk menghimpun berbagai fosil dan artefak yang berasal dari penemuan dan penggalian yang dilakukan di sekitar pulau Flores dan sekitarnya pada waktu itu.

Setelah periode itu, pada tahun 1983, museum ini dipindahkan ke Ledalero, Maumere, kabupaten Sikka oleh seorang Pastor pribumi yang juga sangat tertarik kepada berbagai hasil penemuan dan penggalian, yaitu Pater Piet Petu, SVD.

Hampir semua artefak dan fosil yang ditemukan dari penemuan dan penggalian di pulau Flores dan sekitarnya menjadi koleksi sejarah di museum Bikon Blewut.

Saat ini pengelolaan dan kepemilikan museum ini dipegang oleh Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif (IFTK) Ledalero yang dulunya bernama Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero.

Bikon Blewut yang dijadikan nama museum ini berasal dari kata bahasa Sikka. Bikon berarti lampau, sedangkan Blewut artinya rusak. Jadi Bikon Blewut dapat diartikan sebagai sisa-sisa peninggalan masa lampau.

Koleksi-koleksi museum ini mengandung kekayaan nilai budaya dan sejarah yang sangat penting bagi dunia ilmu pengetahuan.

NTT (Nusa Tenggara Timur) dan Flores secara khusus memang harus berterima kasih kepada Pater Verhoeven bersama teman-temannya untuk koleksi berbagai penemuan dan penggalian benda-benda sejarah yang tidak ternilai harganya tersebut.

Mereka melakukan pencarian, penggalian dan penelitian tentang kebudayaan Flores. Hasilnya banyak potongan kisah prasejarah dari zaman mesolitikum dan neolitikum yang sempat hilang dapat dirangkai kembali.

Ketika memasuki museum tersebut, mata kita akan langsung bertemu dengan sebuah gambar mengenai peta persebaran manusia purba beserta namanya. Melalui gambar ini, pengunjung diajak untuk bergerilya kembali ke masa lampau 300 ribu tahun silam.

Ada fosil gajah purba yang ditemukan di wilayah Watumelang, Kabupaten Sikka. Fosil gajah purba jenis Stegedon ini sendiri merupakan satu penemuan baru dalam ilmu pengetahuan yang mematahkan teori Wallace Line.

Fosil gajah purba Stegodon/Syuradikara.sch.id
Fosil gajah purba Stegodon/Syuradikara.sch.id
Kita tahu bahwa Wallace telah membuat satu garis imajiner yang memisahkan fauna Indonesia bagian barat yang berhubungan dengan Asia dan Indonesia Timur yang berhubungan dengan Australia.

Fosil gajah purba yang ditemukan di Flores menjadi saksi bisu yang menegaskan bahwa garis Wallace masih bisa diperdebatkan.

Selain fosil gajah purba, ada juga rangka utuh tikus purba dan ular.

 Fosil Homo Florensiesis/Syuradikara.sch.id
 Fosil Homo Florensiesis/Syuradikara.sch.id
Fosil manusia purba Flores atau yang biasa disebut homo floresiensis yang ditemukan di Liang Batu pada tahun 2002 juga merupakan salah satu koleksi yang terdapat di museum Bikon Blewut.

Selain koleksi fosil-fosil tersebut, ada pula penemuan alat-alat kebudayaan seperti dongson Flores dan alat-alat kebudayaan dari zaman mesolitikum Flores dan neolitikum Flores.

Alat-alat peninggalan sejarah tersebut ada yang berupa pakaian adat, fosil, perhiasan, peralatan musik, benda porcelain, anyaman, tenunan, berbagai ukiran pahat, senjata, dan juga fauna.

Museum Bikon Blewut telah menjadi salah satu destinasi wisata yang terbuka untuk umum. Artinya siapa saja boleh datang berkunjung entah sekedar melihat-lihat atau pun untuk tujuan penelitian.

Tempat wisata ini sempat ditutup untuk umum ketika ada renovasi bangunan lama pada tahun 2022 lalu untuk penataan yang lebih artistik.

Museum Bikon Blewut merupakan salah satu museum paling besar di wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Museum menarik ini hanya berjarak 10 kilometer dari kota Maumere.

Museum ini menyediakan juga fasilitas yang sangat memadai untuk menunjang kenyamanan para pengunjung.

Bikon Blewut memiliki area parkir yang luas, warung makan, area istirahat, serta spot foto yang menarik bagi para pengunjung yang ingin mengabadikan momen-momen kunjungan ke tempat ini.

Harga tiket masuk museum Bikon Blewut sangat murah yaitu hanya Rp 2000 per orang. Pengunjung juga hanya perlu membayar biaya parkir untuk sepeda motor sebesar Rp 5000 dan untuk mobil sebesar Rp 10.000.

Memang murah. Tetapi tidak dengan isi museum ini. Museum Bikon Blewut memiliki nilai budaya dan sejarah yang sangat tinggi.

Tertarik bukan. Silakan datang mengunjungi museum Bikon Blewut dan manjakan mata dengan berbagai fosil dan artefak zaman mesolitikum dan neolitikum. Harga murah tetapi nilai ilmu pengetahuan yang dibawa pulang tidak murah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun