Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hardiknas, Laju Globalisasi dan Kurikulum Merdeka dalam Sistem Pendidikan Nasional

2 Mei 2024   02:00 Diperbarui: 2 Mei 2024   02:02 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Hardiknas 2024. SE Kemendikbud via Kompas.com

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) selalu memiliki makna yang baru setiap kali dirayakan. Hal ini disebabkan karena perkembangan global yang terus berjalan sesuai tuntutan zaman.

Laju perkembangan global tidak bisa dihentikan. Dunia terus bergerak maju dalam berbagai bidang termasuk pendidikan.

Dunia pendidikan pun terus berdenyut menurut irama zaman terutama digitialisasi di berbagai bidang kehidupan.

Hal ini menuntut reformasi dan adaptasi yang menguras energi dan tenaga.

Dunia pendidikan di Indonesia pun demikian. Insan-insan pendidik dan para pembuat kebijakan (pemerintah) masih terus mencari formula yang tepat agar pendidikan itu bukan menjadi suatu beban melainkan sesuatu yang dirasa menyenangkan, aman, bisa menjawab semua tantangan zaman.

Karena itu tidak heran, kurikulum pendidikan terus berganti hampir setiap saat. Dan yang terakhir sedang diterapkan adalah kurikukum merdeka belajar.

Hadirnya kurikulum merdeka belajar bertujuan untuk membuat sekolah menjadi tempat yang aman, nyaman, serta menyenangkan bagi siswa untuk belajar.

Ekosistem pendidikan yang ramah anak sangat penting diperjuangkan sebab pendidikan dan sekolah adalah aspek fundamental dari perkembangan sebuah bangsa.

Tanpa menciptakan iklim pendidikan yang mantap dan kokoh, kita hanya akan menikmati kemajuan Iptek dari pinggir dunia.

Kita juga tidak akan memiliki kapasitas untuk masuk di dalam dan menjadi bagian atau terlibat di dalam kemajuan Iptek tersebut.

Sudah benar dasar yang diletakkan Ki Hajar Dewantara bagi pendidikan nasional. Melalui pendidikan kita bisa bangkit melawan penjajahan. Kita tidak lagi menjadi bangsa bodoh yang mau diadu domba dan bisa seenaknya dipecah belah.

Pendidikan mengantar kita sampai pada bangsa yang beradab dan sejahtera. Inilah cita-cita besar yang tertuang di dalam mukadimah UUD 1945 kita.

Karena itu tidak benar dan sangat riskan bila ada yang menyepelekan pendidikan.

Upaya untuk mereformasi pendidikan nasional terus berjalan meski harus dengan gonta ganti kurikulum.

Tetapi sejauh semua itu memiliki arah dan tujuan yang jelas tidak menjadi masalah.

Kunci untuk memajukan pendidikan kita adalah pendidikan di tingkat dasar mulai dari SD hingga SMA/SMK/Madrasa atau yang dikenal dengan pendidikan 12 tahun.

Apabila dasar atau fondasi ini kuat, semua potensi dari anak didik dapat dieksplor lebih jauh dan lebih dalam di pendidikan tinggi.

Kurikulum Merdeka telah memberikan kesempatan bagi satuan pendidikan untuk berinovasi sesuai dengan karakter masing-masing sekolah.

Tetapi yang harus menjadi fokus adalah tetap disiplin dan kerja keras semua pihak agar Kurikulum Merdeka Belajar tidak menjadi kurikulum kebablasan yang memerdekakan guru dan siswa dalam artian yang negatif.

Hal ini sangat penting untuk diperhatikan sebab ada beberapa kalangan berpendapat bahwa kurikulum merdeka belajar ini berbahaya. Bahayanya adalah terlalu memberikan kebebasan atau kemerdekaan kepada siswa untuk bebas memilih untuk belajar atau tidak belajar.

Padahal tujuan kurikulum merdeka adalah memerdekakan siswa dalam menentukan bakat dan minat sehingga potensi-potensi tersembunyi dari para siswa benar-benar bisa dieksplorasi dan bisa dimatangkan.

Tuntutan dunia kerja saat ini lebih menekankan aspek skill atau ketrampilan individu, tetapi semua itu bisa digali secara maksimal melalui pendidikan.

Semakin terbukanya akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat telah menutup celah antara masyarakat pekotaan dan pedesaan serta semakin mempersempit jarak antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda.

Jika sudah menjangkau semua lapisan masyarakat, maka yang harus diusahakan secara serius adalah meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri.

Hal ini mencakup berbagai bidang dalam dunia pendidikan mulai dari peningkatan kualitas guru sebagai pendidik, peningkatan kurikulum yang relevan dengan tuntutan masa kini, serta pemanfaatan teknologi pendidikan untuk mendukung pembelajaran yang lebih interaktif dan efisien.

Pendidikan harus diprioritaskan untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia dalam menghadapi tantangan global yang semakin tidak mudah.

Untuk itu transformasi pendidikan adalah sesuatu keniscayaan. Dalam menghadapi globalisasi tidak ada pilihan lain kecuali meningkatkan competitiveness human capital kita. Itu saja.

Tetapi selain meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, jangan lupa juga untuk menata karakter kita sebagai bangsa Pancasilais agar tidak tergerus oleh nilai-nilai baru yang datang dari luar.

Kehilangan jati diri akan membuat kita terperosok dalam keterpurukan kehilangan jati diri yang bisa berakibat fatal yaitu kehilangan kedaulatan kita.

Kurikulum merupakan instrumen untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai. Untuk itu kehadiran kurikulum merdeka belajar diharapkan mampu menjawab tantangan global dunia pendidikan di mana sekolah harus menjadi tempat yang aman, inklusif, dan menyenangkan untuk belajar.

Melalui kurikulum merdeka belajar, pemerintah telah mengembalikan pendidikan kepada filosofi asalinya di mana murid merupakan subyek pendidikan.

Guru-guru didorong untuk terus mengembangkan diri melalui berbagai pelatihan dan pengembangan profesional. Sementara akses pendidikan terus diperluas untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil dan tertinggal.

Memang disadari bahwa negara kita begitu luas sehingga pemerataan dan keadilan pendidikan belu begitu merata di berbagai daerah.

Akan tetapi kekurangan ini haruslah melecut semangat kita untuk terus mengupayakan pendidikan yang merata bagi seluruh anak bangsa.

Kesenjangan pendidikan masih begitu terasa dan ketrampilan digital yang dibutuhkan di daerah belum sepenuhnya dikuasai oleh para murid. Ditambah lagi masih banyak anak-anak yang belum mendapat akses pendidikan yang belum merata memaksa pemerintah untuk bersinergi dengan berbagai pihak untuk bisa mewujudkan kualitas pendidikan yang baik dan berpihak kepada para murid.

Harapannya kesenjangan itu akan diatasi sehingga pendidikan yang baik dan berkualitas dapat dinikmati oleh seluruh anak bangsa.

Hari Pendidikan nasional sudah seyogianya dimaknai seturut perkembangan zaman. Mari saling mendukung dan bahu-membahu menata iklim pendidikan kita agar bisa menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas demi Indonesia Emas 2045 nanti.

Selamat Hari Pendidikan Nasional!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun