Bansos hanya menjawab kebutuhan masyarakat untuk sesaat.Â
Beras 10 kg yang diterima setiap keluarga penerima manfaat sosial tentu akan habis dalam satu atau dua hari bukan? Setelah beras itu habis tentu mereka akan membelinya dengan harga pasaran.
Untuk itu pemerintah harus turun tangan membenahi harga beras di pasaran. Kalau situasi ini tidak bisa diatasi maka cepat atau lambat masyarakat akan semakin terhimpit oleh beban ekonomi yang semakin berat.
Sejumlah strategi sudah harus dimainkan oleh pemerintah agar masalah kenaikan harga beras ini tidak berlarut-larut. Strategi-strategi itu bisa berupa melanjutkan bansos berupa beras, operasi pasar, hingga memperkuat stok melalui percepatan pengadaan impor.
Untuk masalah impor beras inilah yang menimbulkan pro dan kontra. Tetapi pertanyaannya mengapa impor beras perlu dilakukan?
Sebagaimana telah dipaparkan, mayoritas masyarakat di Indonesia makanan pokoknya adalah beras. Karena nilai konsumsi beras lebih besar dibandingkan dengan produksinya maka impor beras ke negara lain diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat.
Seperti dilansir dari Kompas.id, pemerintah telah menambah impor beras 1,6 juta ton di tahun 2024 sehingga total beras yang akan didatangkan dari luar negeri menjadi 3,6 juta ton.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa kebijakan impor beras ini merupakan kebijakan pahit yang harus ditempuh oleh pemerintah akibat dari dampak produksi padi dalam negeri yang mengalami penurunan akibat perubahan iklim El Nino.
Kebijakan impor beras ini akan ditindaklanjuti dengan operasi pasar untuk menekan harga beras. Operasi pasar memang harus tetap rutin dilakukan Bulog untuk menjaga stok jual di tengah aktivitas ekonomi warga.
Untuk menekan harga beras yang terus melejit Bulog juga melakukan pelayanan operasi beras murah melalui desa/keluarahan, juga lewat swalayan-swalayan.
Semua kebijakan pemerintah itu baik tetapi harus ada fungsi kontrol yang baik agar tidak terjadi permainan dari para tengkulak beras yang menimbun beras murah untuk nanti dijual lagi dengan harga tinggi ke masyarakat.