Dunia sedang memerangi sampah plastik dan sampah-sampah yang sulit terurai tetapi dengan pemilu kita justru menciptakan sampah-sampah berbahaya itu.
Sampah plastik dan sejenisnya membutuhkan ratusan tahun untuk terurai. Bukankah ini merusak bumi?
Kedua, proses produksinya menggunakan sumber daya yang besar dan berdampak buruk terhadap lingkungan. Misalnya polusi dan sebagainya.
Ketiga, baliho-baliho yang dipasang di jalan-jalan dan tempat-tempat umum selain menimbulkan polusi visual atau pandangan bisa menjadi penyebab kecelakaan bagi para pengguna jalan.
Itulah tiga masalah yang ditimbulkan akibat banyaknya baliho di musim pemilu ini.
Memang masyarakat mempunyai hak untuk tahu tentang informasi caleg dan program-program mereka. Tetapi harus dilakukan dengan lebih baik sehingga tidak merusak nilai estetika suatu kota  (polusi visual) dan juga merusak lingkungan (sampah).
Apabila dirasa bahwa baliho masih efektif sebagai salah satu alat kampanye, maka diupayakan agar menggunakan bahan-bahan yang nantinya bisa didaur ulang atau bahan-bahan yang ramah lingkungan.
Baliho atau spanduk yang tidak ramah lingkungan bagaimana pun juga nanti semuanya akan berakhir di tempat pembuangan akhir dalam jumlah besar.
Hal ini akan membebani lingkungan. Padahal seluruh dunia sedang berjuang membebaskan diri dari sampah.Â
Sampah plastik merupakan masalah dan tantangan serius bagi lingkungan. Kita tidak harus membebani lingkungan dengan sampah yang dengan penuh kesadaran kita sendiri ciptakan.
Bila pro dengan perjuangan lingkungan hidup, kita harus berpikir ulang cara kampanye kita menggunakan baliho yang tidak ramah lingkungan.