Kita juga memiliki cadangan Nikel yang banyak untuk mendukung mobil listrik yang ramah lingkungan.
Kita memang harus beralih demi menekan emisi karbon yang masih tinggi. Walaupun peralihan itu akan membuat goncangan yang sangat besar di tengah masyarakat, tapi kita harus mulai.
Kita harus  sadar bahwa semakin cepat kita beralih menuju perekonomian yang lebih ramah lingkungan, maka akan semakin besar juga biaya yang dikeluarkan untuk jangka pendek yang bisa menyebabkan greenflation.
Tetapi apabila ditangani dengan baik, greenflation bisa diatasi.
Negara-negara maju sudah melakukan terobosan peralihan itu bahkan dilakukan dengan sangat tajam seperti di Prancis sampai menimbulkan demo berjilid-jilid. Tetapi demi keberlanjutan bumi maka peralihan dari energi fosil menuju energi hijau wajib dilakukan.
Indonesia juga harus beralih. Dan itu mesti tertuang dalam kebijakan pemerintah apa pun risikonya.
Kabar baiknya, tidak setiap transisi menuju energi hijau menyebabkan greenflation.
Seperti yang sudah dikemukakan, greenflation hanya terjadi apabila pemerintah cukup tajam dalam kebijakannya  untuk peralihan energi menuju energi hijau.
Karena itu kita perlu melakukannya secara bertahap namun pasti, tentu kita juga akan sampai kepada ekonomi hijau yang menjamin keberlanjutan bumi.
Perlu juga dicatat bahwa oleh para pemerhati ekonomi dan lingkungan, greenflation ini tidak akan terjadi di Indonesia dalam waktu dekat.
Untuk Indonesia sendiri, sampai dengan saat ini tingkat inflasi masih berada dalam level yang dikelola dengan baik. Harga-harga energi di dalam negeri masih termasuk komponen yang diatur oleh pemerintah dan sebagiannya ada yang disubsidi.