Natal yang dirayakan di setiap akhir tahun akan melengkapi pemaknaannya sepanjang tahun.
Ketika kita mulai menghitung hari-hari di awal bulan Januari, kita merasa seolah-olah terlalu lama hari-hari yang akan kita lalui.
Tetapi ketika kita telah tenggelam di dalam aktivitas, kesibukan-kebukan dan target-target yang menjadi goal yang harus dicapai, maka kita akan lupa akan hari-hari itu.
Barulah saat Natal hampir tiba, kita disentak bahwa ternyata kita sudah berada di ujung tahun.
Setiap orang Kristiani akan memaknai Natal sesuai dengan pengalaman pribadinya selama setahun.
Pengalaman-pengalaman tersebut selalu akan bercerita tentang kesuksesan dan kegagalan. Dan semua itu dibawa sebagai bahan persembahan untuk sang bayi Yesus yang lahir di Kandang Betlehem.
Natal yang ditandai dengan berbagai ornamen yang serba gemerlap sebenarnya tidak memiliki makna apa apa, bila tidak direfleksikan secara mendalam.
Natal yang baik harus dipersiapkan melalui permenungan dan penyangkalan diri terhadap segala dosa dan salah.
Dan persiapan itu sudah seharusnya bukanlah bersifat huru-hara dengan aneka belanja yang bermacam-macam termasuk kue-kue Natal yang lezat. Tetapi lebih kepada persiapan batin untuk mengarahkan hati kepada kehendak Tuhan, saat kita merenungkan kedatangan penyelamat dunia, Sabda Allah yang menjelma menjadi manusia.
Sementara itu Pemilu atau Pemilihan Umum merupakan pesta demokrasi lima tahunan untuk memilih para anggota legislatif yang akan duduk di DPRRI, DPRD 1, DPRD 2, DPD, dan Presiden/wakil presiden RI.
Setiap negara mempunyai mekanismenya sendiri dalam menyelenggarakan Pemilu.