Pada saat itu langsung dijawab bahwa mereka sementara mengirim bingkisan dari topil hasil kerja sama dengan Bu Fery.
Terus terang, saya juga sudah lupa topil apa. Ternyata setelah scrol topil-topil yang pernah ada selama bulan-bulan kemarin baru ketemu topil yang juga merupakan tantangan dari ibu Fery untuk para Kompasianer dalam hubungan dengan ibu menyusui.
Hati saya mulanya ragu. Kenapa saya ragu, sebab sebelumnya banyak sekali nomor-nomor baru yang mengirim pesan mengatasnamakan pribadi atau telkomsel dengan pemberitahuan bahwa ada hadiah untuk pemilik nomor ini yang ternyata semuanya adalah fake.
Apalagi ketika ada pengumuman resmi dari Kompasiana bahwa ada penipuan dari oknum atau wartawan yang mengaku dari Kompasiana karena para kompasianer berhati-hati, saya semakin tidak yakin.
Bahkan keraguan saya membawa saya menanyakan ke Kompasiana lewat fitur chat. Pada saat itu jawaban otomatis dari fitur chat langsung diterus ke saya. Di situ dipesan, apabila keluhan ini belum dijawab 2 24 jam maka silahkan hubungi email ini dan atau nomor ini. Dan ternyata nomor yang diberikan oleh mesin otomatis Kompasiana adalah nomor resmi tim Kompasiana yang dipakai untuk chat wa di atas.
Saya langsung yakin bahwa ternyata pesan yang saya dapat ini adalah benar dari tim Kompasiana.
Dan siang tadi akhirnya bingkisan itu tiba juga di tangan saya.
Banyak limpah terima kasih harus saya sampaikan ke tim Kompasiana dan Bu Fery yang telah bersusah-susah mengirim bingkisan ini jauh-jauh ke Atambua.
Bukan soal bingkisannya, tetapi ketulusan hati yang memberi yang membuat hati saya terenyuh.
Saya juga mau mengucapkan maaf yang tulus dari hati untuk keragu-raguan dan sikap kurang percaya saya terhadap tim Kompasiana yang telah membangun komunikasi dengan saya lewat wa.
Maju terus Kompasiana dan jadilah media yang selalu merangkul para penulis antah berantah yang bisa menulis tetapi tidak tahu harus post-nya di media apa.