Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Peran Ayah Bagi Ibu Agar ASI Buat Si Kecil Lancar

11 Agustus 2023   07:31 Diperbarui: 13 Agustus 2023   11:17 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya Peran Ayah bagi Ibu Menyusui. (Sky View via KOMPAS.com)

Berbagi peran dalam membangun sebuah rumah tangga sudah merupakan hal lumrah. Tidak ada lagi garis pembatas yang rigid antara tugas seorang laki-laki dan perempuan, kecuali peran-peran dan tugas hakiki yang memang tidak bisa tergantikan.

Begitu juga dalam kehidupan sebagai suami istri. Sudah seharusnya ada kerja sama. Memang ada beberapa peran yang tidak tergantikan seperti melahirkan dan menyusui. Tugas dan peran tersebut tidak bisa dialihkan kepada suami. Itu sudah menjadi tugas istri.

Meski tidak bisa menyusui bukan berarti suami tidak memiliki peran sama sekali dalam mendampingi istri memberikan ASI eksklusif kepada si kecil.

Peran suami dalam hal ini adalah turut memberikan dukungan kepada istri serta menjaga emosi istri agar selalu dipenuhi dengan aura emosi positif dari pada emosi negatif.

Mengurus anak bukanlah urusan wanita semata. Pemahaman bahwa mengurus anak adalah tugas seorang wanita sudah seharusnya dikoreksi. Para suami harus sudah mengubah mindset-nya.

Jika tugas mengurus anak hanya semata dibebankan kepada ibu, apalagi yang sedang menyusui maka stress dan banyak pikiran negatif akan menguasai si ibu.

Hal inilah yang harus dihindari. Sebab kita tahu bahwa emosi manusia itu sangat kompleks.

Bahagia, sedih, kesal, marah, dan berbagai perasaan lain adalah bagian dari kita sebagai manusia. Emosi-emosi ini sangat berhubungan erat dengan kesehatan tubuh jasmaniah kita.

Emosi-emosi positif akan membawa aura positif bagi hidup kita setiap hari. Demikian juga sebaliknya, emosi-emosi negatif akan membawa pengaruh negatif bagi tubuh.

Terkait ibu menyusui, jangan sampai emosi negatif membuat proses menyusui menjadi sulit.

Suami perlu menyadari bahwa selain ditunjang dengan asupan gizi yang cukup yang diberikan oleh seorang ibu kepada anaknya lewat ASI, aura emosi positif dominan yang dimiliki oleh seorang ibu bisa memperlancar ASI dan memberikan dampak yang baik bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi. Peran seorang suami harus benar-benar ditunjukkan di sini. Suami harus menjaga agar istri yang sedang menyusui, tidak cepat stress, kesal, marah dan sebagainya.

Sebab, emosi-emosi negatif itu akan berdampak pada terhambatnya produksi ASI bagi si kecil. Suami harus menciptakan suasana batin yang gembira dan bahagia bagi istri.

Seorang bayi bukan saja nutrisi yang bergizi tetapi juga membutuhkan kasih sayang (emosi) dan stimulasi dari seorang ayah.

Kasih sayang dan stimulasi dari seorang ayah sangatlah penting di samping ASI ekslusif yang adalah hak dari setiap bayi.

Oleh karena itu menjaga emosi saat menyusui sangatlah penting. Tidak sekedar kurangnya produksi ASI, si kecil juga mampu merasakan emosi dan stress yang dirasakan oleh ibunya.

Dilansir dari KOMPAS.com, para dokter berpendapat, beberapa ibu yang mengklaim ASI tidak keluar lebih disebabkan karena berbagai kondisi psikologis dari si ibu sendiri.

Karena itu suami harus selalu memberikan dukungan dan semangat agar istri yang menyusui dapat memberikan ASI eksklusif kepada si kecil secara maksimal.

Dukungan suami ini perlu agar istri merasa tenang dan bahagia menjalani perannya sebagai ibu sekaligus mencegah munculnya "baby blues syndrome" pasca persalinan.

Dukungan tersebut juga dapat dilakukan dengan menerima permintaan atau menyediakan kebutuhan istri selama memberikan ASI eksklusif.

Selain itu, dukungan itu juga bisa berupa mengambil sementara peran mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehingga istri dapat lebih fokus mengurus si kecil.

Pengalaman saya bisa mengatakan semua. Ketika istri melahirkan, tugas-tugas yang sebelumnya dikerjakan oleh istri harus saya tangani. Mulai dari mencuci pakaian, memasak dan tugas-tugas rumahan lainnya.

Semuanya itu adalah bentuk dukungan saya terhadap istri yang sedang menyusui dan mengurus anak kami yang baru saja lahir.

Pada malam hari saya juga harus bangun untuk mengganti popok anak. Siang, saya selalu membantu menggendong dan menjaga anak kami ketika istri harus beristirahat.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa kendala menyusui tersulit datang dari si ayah sebab support system terhadap pemberian ASI eksklusif terhadap si kecil adalah ayah.

Ingat lancarnya produksi ASI tidak terlepas dari peran seorang ayah. Ibu menyusui akan merasa berharga dan bahagia apabila suami memberikan dukungan yang penuh dan tanpa henti menyemangati istri. Hal ini akan meningkatkan hormon bahagia sehingga ASI bisa mengalir deras.

Apalagi menurut para ahli gizi, ASI eksklusif akan lebih baik bila terus diberikan sampai si kecil menginjak usia dua tahun. Karena itu suami harus benar-benar menjaga agar istri tetap bahagia dan tidak terbenani dengan hal-hal yang dapat memicu stress dan emosi negatif lainnya.

Seorang ayah harus tahu bahwa memberikan ASI pada si kecil akan menyalurkan dan memberikan rasa aman serta nyaman dan dapat membuat si kecil dapat merasakan kehangatan pelukan ibu, menikmati sentuhan lembut dari ibu dan tentu saja jalinan cinta antara ibu dan bayi akan semakin erat.

Inilah peran suami bagi istri yang menyusui agar produksi ASI bisa terus lancar bagi si kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun