Tak terhitung juga orang- orang yang termakan tipu daya yang disebarkan lewat media-media online.
Ada yang berupa penipuan pulsa, ada juga penipuan dengan modus kecelakaan anak atau orang-orang dekat kita.
Itu adalah penipuan-penipuan jadul.
Tetapi seiring perkembangan teknologi yang semakin maju dan canggih, model penipuan juga semakin canggih.
Rupanya para penipu ini dalam takaran-takaran tertentu adalah psikolog-psikolog andal yang tahu tentang kejiwaan orang-orang yang menjadi sasaran empuk.
Mereka tahu bahwa dari ratusan juta penduduk yang ada pasti saja ada yang termakan bujuk rayu yang disebarkan.
Kemampuan literasi digital yang kurang mumpuni plus rendahnya tingkat literasi baca tulis dan berhitung masyarakat kita, lebih memudahkan para penipu online ini menggunakan jurus-jurusnya.
Kita memang sedang mengalami satu lompatan yang luar biasa dalam kemajuan jaman yang tidak terbendung.
Mengapa demikian? Karena di saat kita masih bergulat dengan kemampuan literasi baca tulis dan berhitung, kita sudah disodorkan satu tugas lagi yang masih perlu diperdalam yaitu pemahaman kita tentang literasi digital.
Perkembangan zaman yang begitu pesat membuat kita harus melompati beberapa anak tangga yang memaksa kita untuk melek literasi digital.
Di sinilah persoalannya karena pemahaman kita tentang digitalisasi saat ini tidak didukung oleh satu dasar yang kuat.