Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ekuivalensi Bahaya antara Tindakan Membakar Sampah dan Sampah Itu Sendiri

26 Juni 2023   13:36 Diperbarui: 27 Juni 2023   11:08 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal seorang peneliti dari National Center for Atmosperic Research menyatakan bahwa sebanyak 29 persen hasil pembakaran mengandung partikel logam berukuran kecil yang dapat menembus langsung ke dalam paru-paru.

Selain itu ditemukan pula 10 persen kandungan polutan dari sampah yang mengandung merkuri dan 40 persen lainnya yang mengandung hidrokarbon aromatic polisiklik (PHA).

Fakta ini merupakan alarm bahaya yang selalu mengingatkan kita akan bahaya membakar sampah. 

Kita memang akan terganggu bila sampah mulai menumpuk di tong sampah atau halaman belakang rumah. Melihat itu pikiran yang terbersit adalah sesegera mungkin membakarnya agar tidak semakin menumpuk.

Inilah awal mula kita mulai meracuni diri, keluarga, dan orang lain di lingkungan sekitar kita.

Agar bisa terhindar dari keinginan untuk membakar sampah sebagai akibat dari sampah yang menumpuk, maka kiat-kiat sederhana ini dapat membantu.

Petama, hindari pemborosan dalam belanja kebutuhan rumah tangga. Kita dapat memilih produk rumah tangga secukupnya dan dengan kemasan yang sesederhana mungkin agar sisa-sisa produk itu tidak menambah jumlah sampah di rumah.

Bila perlu pakailah kembali tas-tas kresek yang masih bisa dipakai, atau membawa sendiri tas-tas ramah lingkungan untuk belanja ke pasar.

Karena itu, hal atau kiat kedua adalah menggunakan bahan-bahan atau sampah-sampah itu untuk sesuatu yang lain.

Misalnya mengubah kaleng bekas untuk menjadi pot tanaman atau celengan. Atau menggunakan baju-baju bekas menjadi lap atau keset, dan sebagainya.

Kiat ketiga adalah menggunakan barang-barang bekas yang masih bisa digunakan atau didaur ulang untuk menjadi barang-barang baru yang ekonomis dan bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun