Ini merupakan salah satu cara lain mengatasi persoalan sampah.
Tetapi masalahnya apabila tidak ada pengepul yang datang mengambil sampah-sampah tersebut, apa yang harus dilakukan terhadap sampah-sampah ini?
Sampah-sampah plastik misalnya, memang keberadaannya sangat mengganggu. Apalagi sampah yang sudah menumpuk. Karena itu cara lain untuk mengatasinya adalah dengan membakarnya.
Seperti yang sudah disentil di atas, membakar sampah masih menjadi salah satu kegiatan yang dianggap efektif untuk menyingkirkan sampah yang menumpuk.
Cara ini memang harus ditempuh tetapi bukan satu-satunya cara sebab sadar atau tidak, membakar sampah membawa konsekuensi serius bagi kesehatan.
Banyak zat beracun yang terkumpul dalam asap yang menyebabkan masalah kesehatan, antara lain gangguang pernapasan, iritasi, masalah kulit, dan bahkan bisa memicu kanker.
Badan Meterologi Klimatoligi dan Geofisika (BMKG) beberapa waktu lalu telah memperingatkan masyarakat bahwa membakar sampah dapat minmbulkan polusi udara yang dapat membahayakan tubuh. Apalagi membakar sampah di saat angin kencang. Asap hasil pembakaran akan dibawa sangat jauh dan mengganggu orang lain dan menimbulkan ketidaknyamanan.
Ada beberapa dampak membakar sampah terhadap lingkungan seperti yang dilansir dari kompas.com antara lain, asap hasil pembakaran akan dihirup oleh manusia, hewan, disimpan di tanah, dan bisa terpapar ke permukaan air dan tanaman.Â
Sementara itu, residu atau hasil sisa pembakaran akan mencermari tanah hingga air tanah, dan dapat memasuki rantai makanan manusia melalui tanaman dan hewan ternak.
Hal lain yang tidak bisa dihindari adalah polusi udara. Sebab dari hasil pembakaran yang tidak ramah lingkungan ini, banyak racun yang dilepas ke udara yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Jadi niat memusnahkan sampah yang mengganggu dengan membakar akan mendatangkan konsekuensi lain bagi kesehatan manusia.
Dilansir dari Scientifik American, ada sekitar 40 persen limbah atau setara dengan 1,1 miliar ton sampah di dunia dibakar di tempat terbuka.