Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Empat Nilai Hidup yang Terdapat dalam Permainan Latto-Latto

6 Januari 2023   10:56 Diperbarui: 17 Januari 2023   09:19 2175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak bocah bermain lato-lato di kawasan rumah mewah yang viral karena terbengkalai di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Sumber: Kompas.com/Nabilla Ramadhian

Permainan latto-latto merupakan permainan yang trend akhir-akhir ini. Permainan ini bukan hanya dimainkan oleh anak-anak, melainkan oleh hampir semua kalangan baik muda maupun tua.

Lihat saja di pasar-pasar atau di gang-gang dan jalanan, kita selalu mendengar bunyi latto-latto yang dimainkan oleh orang.

Bunyi latto-latto sendiri sangat khas karena latto-latto dimainkan dengan cara membenturkan dua bola yang menggunakan tali yang diikat pada kedua bola latto-latto.

Sebagian besar orang berpikir, permainan ini berasal dari Indonesia. Ternyata pikiran itu salah. Sebab permainan ini sebenarnya bukan berasal dari salah satu daerah di Indonesia.

Sejak 1960 permainan ini sudah eksis. Orang Amerika dan Eropa sangat mengandrungi latto-latto. Permainan latto-latto di sana disebut dengan nama yang beragam. Ada yang menyebutnya clackers balls, clackers, click clacks, knockers, ker-bangers, dan clankers.

Di Indonesia sendiri nama latto-latto berasal dari bahasa Bugis. Sedangkan di NTT orang menyebut permainan ini dengan nama nok-nok. Mungkin hal ini dikarenakan bunyi yang ditimbulkan bunyinya kedengaran seperti nok, nok, nok.

Pada awalnya, kedua bola yang digunakan terbuat dari kaca dan hanya sebagian kecil terbuat dari kayu. Tetapi karena serpihan kaca dari hasil memainkan latto-latto sangat berbahaya bagi kesehatan terutama mata, maka disepakati untuk menggantikannya dengan bahas plastik seperti yang kita kenal sekarang.

Setidaknya dengan berbahan plastik, resikonya akan lebih kecil dibandingkan jika berbahan kaca.

Setelah mengamati anak-anak memainkan permainan ini beberapa waktu, ternyata ada beberapa nilai hidup yang bisa diambil untuk lebih memaknai hidup ini dari permainan latto-latto ini.

Ilustrasi Latto-Latto. Sumber: Sonora.id
Ilustrasi Latto-Latto. Sumber: Sonora.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun