Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Nilai Rapor Anak Anjlok, Bagaimana Menyikapinya?

24 Desember 2022   04:52 Diperbarui: 24 Desember 2022   21:55 1037
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah siswa sekolah dasar (SD) menerima rapot kenaikan kelas.| TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI

Anak-anak SD hingga SMA telah memulai liburan semester ganjil mereka. Biasanya sebelum liburan buku rapor akan dibagikan wali kelas.

Buku rapor siswa adalah buku yang berisi rangkuman nilai anak dari sisi pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk angka.

Sebagai orangtua, kita pasti mengharapkan agar anak membawa pulang buku rapor yang berisi nilai-nilai yang bagus. Selain membanggakan kita sebagai orangtua, nilai-nilai yang bagus memberikan gambaran bahwa studi anak kita di sekolah berhasil.

Nah, bagaimana jika sebaliknya. Jika anak membawa pulang nilai yang buruk. Sebagai orangtua pasti kita akan kecewa.

Kadang-kadang kekecewaan itu kita lampiaskan lewat membentak, memarahi, dan bahkan mengeluarkan kata-kata negatif yang sebenarnya sangat tidak bagus untuk perkembangan mental anak.

Sebagai orangtua yang bijaksana, kita harus mempersiapkan diri menghadapi ini. Kita harus mampu menahan diri dan mengendalikan emosi, saat anak membawa pulang nilai rapor yang jelek. Jangan sampai karena emosi sesaat, kita sendiri yang merenggut rasa percaya diri anak dengan tindakan-tindakan negatif kita.

Lalu bagaimana kita harus bertindak menghadapi anak jika itu sampai terjadi. 

Buku Rapor Siswa. Sumber: homeschooling-solo.com
Buku Rapor Siswa. Sumber: homeschooling-solo.com

Berikut ini adalah beberapa kiat ketika nilai rapor anak jelek atau buruk.

Pertama, cobalah untuk bersikap tenang. Sekali lagi, sebagai orangtua kita akan bangga jika anak bisa berprestasi di sekolah, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. 

Tapi bila kenyataannya kita menghadapi yang sebaliknya, maka kita pun harus tenang dan jangan gegabah bertindak berdasarkan emosi negatif dari kekecewaan kita.

Yakin dan percaya, itu tidak akan membantu anak tapi justru semakin menghancurkan mental anak. Bersikap tenang adalah pilihan yang paling tepat. 

Jika emosi itu muncul, berusahalah untuk menenangkan diri dan jika emosi itu masih berlanjut maka jangan mengambil tindakan apapun termasuk menahan kata-kata yang kita keluarkan. Diam dan tenang hingga emosi kita reda.

Setelah kita menjadi tenang barulah kita bisa berbicara dengan anak. Hal yang penting adalah tidak boleh terburu-buru menghakimi anak.

Begitu juga tidak boleh membentak dan memarahi. Sekali lagi, tindakan represif semacam itu tidak akan membantu mereka.

Kita juga tidak perlu membanding-bandingkan nilai rapor anak dengan temannya. Karena hal itu akan menyebabkan si anak kecewa.

Kedua, berupaya untuk menghindari kata-kata negatif ketika berbicara dengan anak. Ingat bahwa kata-kata negatif akan membawa dampak yang tidak baik bagi perkembangan psikis anak.

Kata-kata negatif akan membuat anak merasa rendah diri dan pada akhirnya akan kehilangan rasa percaya dirinya.

Gunakan kata-kata positif yang mampu menggugah semangat dan kesadarannya untuk berusaha lebih baik lagi.

Ketiga, berikan apresiasi kepada anak atas usahanya sampai dengan saat ini. Dengan demikian, anak akan merasa dihargai dan tentunya rasa percaya dirinya semakin meningkat.

Ingat bahwa yang paling penting adalah prosesnya. Anak telah berproses, untuk itu harus dihargai dengan memberikan apresiasi.

Sebab apresiasi sekecil apa pun akan memberi dampak yang sangat positif terhadap anak.

Keempat, bertanya pada anak untuk mendengar penjelasan mengapa ia memperoleh nilai yang kurang baik. 

Dengan komunikasi yang baik dan terus terang, kita bisa menggali informasi dari anak tentang apa masalahnya sehingga ia memperoleh nilai yang buruk.

Dari sana kita bisa tahu, apakah ia bermasalah dengan mata pelajaran tertentu, atau apakah ia memiliki kesulitan memahami penjelasan guru, dan sebagainya.

Menemukan akar masalah dari persoalan anak dengan sebuah komunikasi dari hati ke hati akan membantu anak bangkit dari rasa kecewa dan semakin percaya diri.

Kelima, berikan peneguhan dan motivasi. Jika diperlukan maka bisa dicarikan program belajar tambahan.

Motivasi sangat dibutuhkan oleh anak untuk membakar semangat belajarnya dan tahun tujuan yang hendak ia capai.

Di samping itu, kata-kata peneguhan membantu dia untuk bisa bangkit lagi dan tidak merasa minder di sekolah. Katakan kepadanya bahwa nilai yang buruk bisa diperbaiki dengan belajar yang lebih giat lagi.

Kata-katanya mungkin kedengaran sederhana dan biasa-biasa saja, tapi bila itu disampaikan dengan penuh kasih sayang pasti efek yang ditimbulkan pun akan berbeda dan menjadi luar biasa.

Lalu apakah les tambahan diperlukan? 

Ya, sejauh segala cara yang kita tempuh telah menemui jalan buntu. Tetapi kita juga harus membangun komunikasi yang baik dengan anak sehingga tidak terkesan dengan memaksakan ego kita kepada anak, kita mengorbankan waktu-waktu emas anak untuk bermain.
**

Ini lima tips ketika nilai rapor anak jelek.

Paling utama adalah menghindari menghakimi anak dengan berbagai kata-kata negatif yang membuatnya bukan berkembang melainkan semakin kehilangan rasa percaya dirinya dan kelak akan menjadi manusia minder.

Wajar jika sebagai orangtua kita menginginkan anak memperoleh nilai akademis dan non akademis yang bagus di sekolah. Tapi jangan lupa bahwa anak yang cerdas sekalipun tidak selalu mendapat nilai yang bagus di sekolah.

Karena itu orangtua harus bijak menyikapi nilai rapor anak yang kurang bagus. Saat anak membawa pulang nilai buruk, jangan jadikan itu sebagai sebuah masalah besar. Dunia pun tidak akan kiamat seketika ketika anak membawa pulang nilai rapor yang buruk.

Sebagai orang, memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap anak sah-sah saja. Tetapi kita pun harus realistis dengan kemampuan serta bakat dan minat anak.

Bisa jadi kata-kata motivasi dan peneguhan yang kita berikan kepada anak saat anak mendapat nilai jelek akan berubah menjadi cambuk pelecut semangatnya untuk bangkit belajar lebih rajin lagi.

Dengan tetap memberikan dukungan, anak akan lebih termotivasi untuk memperbaiki nilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun