Tapi bila kenyataannya kita menghadapi yang sebaliknya, maka kita pun harus tenang dan jangan gegabah bertindak berdasarkan emosi negatif dari kekecewaan kita.
Yakin dan percaya, itu tidak akan membantu anak tapi justru semakin menghancurkan mental anak. Bersikap tenang adalah pilihan yang paling tepat.Â
Jika emosi itu muncul, berusahalah untuk menenangkan diri dan jika emosi itu masih berlanjut maka jangan mengambil tindakan apapun termasuk menahan kata-kata yang kita keluarkan. Diam dan tenang hingga emosi kita reda.
Setelah kita menjadi tenang barulah kita bisa berbicara dengan anak. Hal yang penting adalah tidak boleh terburu-buru menghakimi anak.
Begitu juga tidak boleh membentak dan memarahi. Sekali lagi, tindakan represif semacam itu tidak akan membantu mereka.
Kita juga tidak perlu membanding-bandingkan nilai rapor anak dengan temannya. Karena hal itu akan menyebabkan si anak kecewa.
Kedua, berupaya untuk menghindari kata-kata negatif ketika berbicara dengan anak. Ingat bahwa kata-kata negatif akan membawa dampak yang tidak baik bagi perkembangan psikis anak.
Kata-kata negatif akan membuat anak merasa rendah diri dan pada akhirnya akan kehilangan rasa percaya dirinya.
Gunakan kata-kata positif yang mampu menggugah semangat dan kesadarannya untuk berusaha lebih baik lagi.
Ketiga, berikan apresiasi kepada anak atas usahanya sampai dengan saat ini. Dengan demikian, anak akan merasa dihargai dan tentunya rasa percaya dirinya semakin meningkat.
Ingat bahwa yang paling penting adalah prosesnya. Anak telah berproses, untuk itu harus dihargai dengan memberikan apresiasi.