Sedangkan untuk guru, mereka akan lebih fleksibel dalam memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Tetapi namanya sesuatu yang baru, pasti mengundang pro dan kontra. Bagi mereka yang kontra, istilah merdeka yang digunakan di dalam kurikulum merdeka seolah-seolah mengatakan bahwa selama ini siswa dan guru masih terjajah dengan sistem pendidikan yang ada.
Padahal yang dimaksud dengan merdeka dalam kurikulum merdeka belajar adalah guru dan siswa mempunyai kebebasan dalam berinovasi dan bertindak selama proses pembelajaran.
Merdeka yang dimaksudkan dalam kurikulum merdeka juga tidak dimaksudkan bahwa siswa benar-benar memerdekakan diri dengan melakukan sesuatu seenaknya saja tanpa adanya aturan yang mengikat mereka.
Dalam kurikulum merdeka belajar, KBM tidak lagi berpusat di kelas melainkan bisa dilaksanakan di luar kelas disesuaikan dengan kondisi dan keadaan lingkungan pendidikan masing-masing.
Lalu bagaimana implementasi di lapangan?
Bagi sebagian guru yang telah menerapkan kurikulum merdeka, proses KBM menggunakan kurikulum merdeka tidak jauh beda dengan kurikulum sebelumnya. Bahkan ada yang cukup pesemis dengan kehadiran kurikulum ini.
Bagi guru-guru lintas generasi, kurikulum merdeka sebenarnya sama saja. Semua materi ajar atau isi dari pembelajaran sama. Dengan kata lain, nama kurikulum berganti tetapi muatan dan isi sama saja dengan yang terdahulu.
Sementara dari beberapa guru yang lain mengatakan bahwa mereka merasa khawatir tidak mendapatkan kelas mengajar karena sepi peminat para siswa.
Dari sisi siswa, pengalaman KBM dengan kurikulum merdeka memberi corak tersendiri bagi mereka. Kurikulum merdeka memberi mereka ruang yang lebih baik untuk mengeksplorasi bakat minat serta potensi dirinya.