Marilah kita menggunakan peristiwa ini sebagai momen yang tepat untuk berbenah. PSSI menjadi organisasi yang menaungi pelbagai cabang olahraga di tanah air perlu berbenah sehingga bisa meningkatkan level sepak bola nasioanal kita di mata dunia.Â
Para supporter pun harus berbenah diri. Fanatik membela klub kesayangan bole, tetapi harus tetap menujunjung sportivitas.
Tragedi ini memang sangat memilukan. Tetapi sekali lagi apa mau dikata. Nasi sudah menjadi bubur. Satu hal yang pasti bahwa peristiwa ini hendaknya menjadi catatan untuk PSSI agar bisa membuat regulasi-regulasi yang jelas dan sesuai aturan atau statuta FIFA sehingga meminimalisir terjadinya kejadian-kejadian serupa di masa depan.
Untuk sementara, Â Menko Polhukam, Mahfud MD bersama Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan memutuskan untuk menghentikan semua liga PSSI. Di samping itu, Menko Polhukan bersama TGIPF Â juga sedang berfokus untuk mencari akar masalah dari kerusuhan yang kerap terjadi di sepak bola kita.
Hasil rapat tersebut juga merekomendasikan agar pihak-pihak yang melakukan pelanggaran dikenakan sanksi.
Perlu adanya sinkronisasi regulasi FIFA dan peraturan perundang-undangan kita. Dan semua pihak yang terlibat dalam sepak bola harus paham benar aturan tersebut.
Bagaimana nantinya wajah sepak bola Indonesia pasca tragedi Kanjuruhan sangat bergantung pada PSSI menyikapi tragedi ini.
Semoga tragedi Kanjuruhan memberikan pembelajaran yang cukup untuk pembenahan ke internal sepak bola kita agar wajah sepak bola kita menjadi lebih baik ke depannya, apakah itu aturan-aturannya, kedewasaan suporternya, dan semua hal yang berkaitan dengan sepak bola.
Salam olahraga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H