Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Jenis Seleksi Masuk PTN 2023 yang Menggantikan TKA SBMPTN

10 September 2022   17:17 Diperbarui: 10 September 2022   17:21 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bongkar pasang strategi pendidikan kita sampai dengan saat ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan kita belum jelas arahnya. 

Hal ini mengakibatkan utak-atik kurikulum terus berlanjut. Ternyata formula yang tepat untuk konsep pendidikan yang benar-benar menciptakan SDM (Sumber Daya Manusia) unggul masih menemui kendala-kendala.

Karut marut dunia pendidikan kita tersebut berimbas pada kompetensi lulusan yang kurang memuaskan. 

Masalah bukan saja ditemukan pada pendidikan dasar dan menengah tetapi juga berimbas pada pendidikan tinggi kita, termasuk di dalamnya soal tes masuk PTN.

Karena itu Pemerintah melalui Kemendikbudristek (Kementerian pendidikan, kebudayaaan, riset, dan teknologi) mengambil kebijakan menghapus Tes Kompetensi Akademik (TKA) masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). 

Sebagai gantinya tes masuk PTN akan meliputi tiga seleksi, yaitu pertama didasarkan pada indikator pemeringkatan siswa dengan kriteria minimal 50% rata-rata nilai rapor seluruh mata pelajaran; maksimal 50% penggali minat dan bakat; nilai rapor maksimal dua mata pelajaran mendukung program studi; dan atau prestasi atau portofolio untuk program studi seni dan olah raga.

Kriteria kedua adalah seleksi nasional berdasarkan tes berupa tes skolastik (tanpa tes mata pelajaran). Tes ini bertujuan untuk mengukur potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris.

Ketiga, seleksi mandiri oleh PTN yang pelaksanaannya dilakukan sendiri oleh PTN  bersangkutan tetapi tetap harus memperhatikan peraturan pemerintah dan diawasi langsung oleh masyarakat dan peserta seleksi.

Ketiga jenis seleksi di atas lebih menekankan pada tes kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. Tes skolastik sendiri memiliki perbedaan dibandingkan dengan tes mata pelajaran. Jika tes mata pelajaran berfokus pada hafalan masing-masing mata pelajaran, maka tes skolastik akan fokus pada kemampuan dasar seorang calon mahasiswa.

Lalu, apakah tes mata pelajaran untuk UTBK SBMPTN sudah tidak relevan?

Pertanyaan ini sungguh menarik. Dihapusnya tes mata pelajaran dimaksudkan agar menciptakan pemerataan dan kesetaraan untuk semua calon mahasiswa.

Adapun alasan mengapa pemerintah menghapus tes mata pelajaran melalui SBMPTN adalah karena materi yang diujikan terlalu banyak dan hanya fokus pada mata pelajaran tertentu sehingga membuat calon mahasiswa hanya fokus pada mata pelajaran tertentu sedangkan mata pelajaran lain dianggap tidak penting.

Tes mata pelajaran ini pun di satu sisi sangat menguntungkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan karena mengikuti bimbel (bimbingan belajar) tambahan. Mereka ini akan mendapatkan keuntungan lebih besar karena persiapan yang lebih terarah.

Sedangkan siswa-siswa yang karena keterbatasan finansial orang tidak mengikuti bimbel tambahan akan mengalami kemandekan.

Selain alasan di atas, para orang tua juga sering tertekan secara finansial karena harus merogoh gocek lebih untuk mencari bimbel tambahan bagi anak mereka yang akan mengikuti SBMPTN.

Guru-guru pun tidak harus berfokus pada pelajaran-pelajaran yang akan diuji. Guru lebih fokus kepada pembelajaran yang bermakna, holistik, dan berorientasi pada penalaran dan bukan hafalan.

Guru pun tidak lagi pusing untuk mempersiapkan anak yang mengikuti UTBK SBMPTN karena semua pembelajaran telah sesuai kurikulum dan itu sudah cukup bagi para calon mahasiswa dalam mengimuti tes masuk PTN.

Kemendikbud mengubah tes masuk PTN ini melalui Permendikbudristek Nomor  48 Tahun 2022.

Keuntungannya bagi para calon mahasiswa adalah mereka tidak perlu lagi gelisah dan patah arang dalam memilih PTN yang berkualitas. Persaingannya semakin terbuka dan setiap calon mahasiswa mempunyai kesempatan yang sama untuk masuk ke PTN favoritnya.

Tes ini (skolastik) dianggap paling tepat untuk melakukan proses seleksi masuk PTN. Dengan demikian kampus dapat mewujudkan calon mahasiswa yang mampu berpikir kritis dan memecahkan masalah. Bukan hanya sekedar menghafal bahan-bahan mata pelajaran yang akan diuji.

Semua yang dilakukan ini semata-mata bertujuan menciptakan pemerataan mutu pendidikan kita. Kita masih harus mengejar mutu dan kualitas pendidikan kita.

Karena memang menciptakan sumber daya manusia unggul bukanlah sesederhana membalikan telapak tangan. Butuh usaha dan uoaya yang maksimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal pula.

Semoga dengan menghapus TKA dan menggantikannya dengan tes skolastik dapat membuahkan hasil yang positif demi kemajuan dunia pendidikan kita ke depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun