Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Arti Kaul atau Janji bagi Kaum Selibater

16 Agustus 2022   07:49 Diperbarui: 17 Agustus 2022   18:54 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aneh tapi nyata. Begitulah sebagian orang memandang cara hidup para religius atau kaum selibater dalam agama Katolik Roma.

Mereka memilih untuk tidak menikah sambil menghayati tiga kaul atau janji suci yang dibaktikan kepada Tuhan.

Sejak  jamannya Bapak Bapak Gereja dan berdasarkan tradisi dari Gereja yang terus diwariskan Gereja hingga saat ini, memang para religius dan kaum tertahbis dalam Gereja Katolik mempunyai satu cara hidup yang khas. 

The way of life atau cara hidup mereka inilah yang membedakan mereka dari orang banyak.

Meski setiap serikat atau ordo para selibater memiliki cara hidup khas seturut pendirinya tetapi mereka tetap memiliki kekhasan yang sama dalam menghayati ketiga kaul mereka yaitu kaul kemurnian, kaul kemiskinan, dan kaul ketaatan.

Kaul atau janji itu merupakan komitmen dari diri sendiri kepada Tuhan untuk hidup murni, miskin, dan taat. Pertanggungjawabannya selalu kepada Tuhan. Sebab janji atau kaul itu diikrarkan dengan Tuhan bukan dengan manusia.

Memang diucapkan di depan pemimpin serikat atau ordo tetapi kehadiran pemimpin hanyalah sebagai saksi karena kaul itu ditujukan kepada Tuhan.

Menurut Santo Paulus, sang rasul para bangsa itu, memang dalam hidup ini ada 3 jenis orang yang tidak menikah . Menurutnya, ada orang yang tidak kawin karena memang dilahirkan demikian. Kedua, ada orang yang tidak kawin karena dibuat oleh orang lain demikian. Yang terakhir, ada orang yang tidak menikah karena memang kehendaknya yang diputuskan secara bebas.

Nah, para religius dan kaum tertahbis adalah mereka yang masuk dalam kelompok yang ketiga.

Penyerahan diri kepada serikat atau ordo dan Tuhan bukan untuk enak-enak, untuk berpesta pora atau bermalas-malas, tetapi para religius dan kaum tertahbis ingin digunakan oleh Tuhan untuk terlibat  dalam karya perutusan Tuhan sendiri.

Dengan demikian kaul-kaul yang diikrarkan adalah janji seorang religius atau selibater untuk terlibat secara penuh dalam perutusan Gereja.

Lalu, apa kira-kira yang dimaksud dengan tiga kaul tersebut?

Kaul kemurnian adalah janji untuk hidup wadat atau tidak menikah demi kerajaan Allah. Dengan demikian seorang selibater bukan saja memilih untuk tidak menikah tetapi juga memilih untuk mengingkari semua jenis cinta egois yang mementingkan diri sendiri. 

Cintanya mesti diarahkan kepada orang lain dengan cara bagaimana Tuhan mencintai manusia.

Menurut Fransisco Palau, kaul kemurnian merupakan jawaban seorang religius atau selibater akan cinta Tuhan yang ekskusif. Mengabdi Tuhan dalam kesempurnaan dan menuntut suatu keutuhan yang permanen dalam pikiran, hati, dan tubuh demi Kerajaan Allah.

Sedangkan kaul kemiskinan adalah janji untuk menghayati hidup miskin di hadapan Tuhan. Kaul atau janji hidup miskin tidak lantas membuat mereka harus menyingkir dari dunia ini. Semua sarana duniawi yang ada digunakan untuk menyebarkan kebaikan dan cinta dari Tuhan kepada sesamanya. Janji hidup miskin membuat mereka harus melepaskan segala keterikatan dengan hal duniawi yang menghalangi mereka untuk mewartakan Kabar gembira Kerajaan Allah.

Dengan menghayati kaul kemiskinan, seorang religius atau selibater menganggap Tuhan sebagai satu-satunya yang bernilai sedangkan yang lain tidak. Kaul atau janji ketaatan membuat mereka seharusnya lepas bebas terhadap barang, fasilitas, dan bahkan orang.

Hidup miskin yang dimaksud adalah pengosongan hati untuk mampu mengarahkan hati hanya pada kehendak Tuhan.

Lain lagi dengan kaul ketaatan. Kaul atau janji ini membuat para religius atau selibater taat kepada Tuhan dan segala hukumnya. Ketaatan itu mereka tunjukan juga dengan cara taat kepada pemimpinnya di serikat atau ordo. Janji ini pula yang membuat mereka bersedia untuk ditugaskan atau ditempatkan dimana saja apabila serikat atau ordo memerintahnya.

Ketaatan mau menunjukkan bahwa kehendak Tuhanlah yang paling utama dan paling baik. 

Apakah seseorang yang telah mengikrarkan kaul ketaatannya tidak boleh memiliki kehendak sendiri? Kehendak bebas seseorang tetap dihormati sebagai hak asasinya. Seorang religius atau selibatar juga memiliki kehendak sendiri yang bebas tetapi berhadapan dengan kehendak Tuhan maka kehendak Tuhanlah yang menjadi utama.

Kaul ketaatan bukan sebuah tindakan pasif tetapi sebuah tindakan aktif yang berlandaskan kerendahan hati.

Bagaimana mengaplikasi kaul ketaatan berhadapan dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi saat ini? Kemajuan dan perkembangan teknologi informatika adalah tantangan tersendiri bagi seorang religius. Alat-alat teknologi yang canggih menantang seorang religius untuk mengendalikan diri terhadap semua itu. Bukan turut larut di dalamnya.

Dengan ketaatan, seorang religius ditantang untuk melihat semuanya itu sebagai kesenangan semata.

Ketaatan juga membuat seorang religius akan menjalani hidup selibatnya secara bebas dan bahagia. Karena yang lebih penting bukan terletak pada perubahan dunia dengan hal-hal barunya tetapi kehendak Tuhan dan tugas yang sudah dibebankan di pundak mereka.

Meski kaul atau janji ini sangat bagus sebagai satu cara hidup, tetapi St. Paulus masih tetap mengingatkan para religius atau selibater bahwa mereka juga adalah manusia lemah. Daging terbuat dari tanah yang mudah rapuh. Karena itu kaul-kaul itu tidak bisa dihidupi dengan hanya mengandalkan kekuatan pribadi.

Tuhan adalah  sumber kekuatan yang harus menjadi andalan utama. Meninggalkan Tuhan merupakan awal dari sumber kejatuhan seorang selibat.

Para selibater tidak memandang dunia sebagai sesuatu yang buruk tetapi sebagai suatu relasi cinta kasih kepada yang lain yaitu dengan menjadikan semua orang sebagai saudara.

Hidup selibat sebagai sebuah pemberian total dan utuh kepada Allah melalui Gereja dan komunitas religius.

Ketiga kaul tersebut merupakan ungkapan penyerahan diri secara penuh kepada Tuhan. Kaul-kaul ini juga berfungsi sebagai norma agar seorang religius mampu menata serta mengontrol hidupnya agar selalu terarah kepada Tuhan.

Frater-frater Novis SVD Nenuk yang mengikrarkan Kaul pertama, Nenuk 15/8/2022 ( dok.pribadi)
Frater-frater Novis SVD Nenuk yang mengikrarkan Kaul pertama, Nenuk 15/8/2022 ( dok.pribadi)
Selamat kepada para religius yang telah mengirarkan kaul-kaulnya kemarin (15/8/2022). Ada yang berkaul untuk pertama kalinya, dan ada pula yang berkaul kekal. 

Janji Tuhan tidak pernah ingkar. Mintalah kekuatan Tuhan agar kalian bertahan dengan janji atau kaul-kaul yang telah kalian ikrarkan. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun