Bagaimana mengaplikasi kaul ketaatan berhadapan dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi saat ini? Kemajuan dan perkembangan teknologi informatika adalah tantangan tersendiri bagi seorang religius. Alat-alat teknologi yang canggih menantang seorang religius untuk mengendalikan diri terhadap semua itu. Bukan turut larut di dalamnya.
Dengan ketaatan, seorang religius ditantang untuk melihat semuanya itu sebagai kesenangan semata.
Ketaatan juga membuat seorang religius akan menjalani hidup selibatnya secara bebas dan bahagia. Karena yang lebih penting bukan terletak pada perubahan dunia dengan hal-hal barunya tetapi kehendak Tuhan dan tugas yang sudah dibebankan di pundak mereka.
Meski kaul atau janji ini sangat bagus sebagai satu cara hidup, tetapi St. Paulus masih tetap mengingatkan para religius atau selibater bahwa mereka juga adalah manusia lemah. Daging terbuat dari tanah yang mudah rapuh. Karena itu kaul-kaul itu tidak bisa dihidupi dengan hanya mengandalkan kekuatan pribadi.
Tuhan adalah  sumber kekuatan yang harus menjadi andalan utama. Meninggalkan Tuhan merupakan awal dari sumber kejatuhan seorang selibat.
Para selibater tidak memandang dunia sebagai sesuatu yang buruk tetapi sebagai suatu relasi cinta kasih kepada yang lain yaitu dengan menjadikan semua orang sebagai saudara.
Hidup selibat sebagai sebuah pemberian total dan utuh kepada Allah melalui Gereja dan komunitas religius.
Ketiga kaul tersebut merupakan ungkapan penyerahan diri secara penuh kepada Tuhan. Kaul-kaul ini juga berfungsi sebagai norma agar seorang religius mampu menata serta mengontrol hidupnya agar selalu terarah kepada Tuhan.
Selamat kepada para religius yang telah mengirarkan kaul-kaulnya kemarin (15/8/2022). Ada yang berkaul untuk pertama kalinya, dan ada pula yang berkaul kekal.Â
Janji Tuhan tidak pernah ingkar. Mintalah kekuatan Tuhan agar kalian bertahan dengan janji atau kaul-kaul yang telah kalian ikrarkan.Â
Salam