Lalu, apa kira-kira yang dimaksud dengan tiga kaul tersebut?
Kaul kemurnian adalah janji untuk hidup wadat atau tidak menikah demi kerajaan Allah. Dengan demikian seorang selibater bukan saja memilih untuk tidak menikah tetapi juga memilih untuk mengingkari semua jenis cinta egois yang mementingkan diri sendiri.Â
Cintanya mesti diarahkan kepada orang lain dengan cara bagaimana Tuhan mencintai manusia.
Menurut Fransisco Palau, kaul kemurnian merupakan jawaban seorang religius atau selibater akan cinta Tuhan yang ekskusif. Mengabdi Tuhan dalam kesempurnaan dan menuntut suatu keutuhan yang permanen dalam pikiran, hati, dan tubuh demi Kerajaan Allah.
Sedangkan kaul kemiskinan adalah janji untuk menghayati hidup miskin di hadapan Tuhan. Kaul atau janji hidup miskin tidak lantas membuat mereka harus menyingkir dari dunia ini. Semua sarana duniawi yang ada digunakan untuk menyebarkan kebaikan dan cinta dari Tuhan kepada sesamanya. Janji hidup miskin membuat mereka harus melepaskan segala keterikatan dengan hal duniawi yang menghalangi mereka untuk mewartakan Kabar gembira Kerajaan Allah.
Dengan menghayati kaul kemiskinan, seorang religius atau selibater menganggap Tuhan sebagai satu-satunya yang bernilai sedangkan yang lain tidak. Kaul atau janji ketaatan membuat mereka seharusnya lepas bebas terhadap barang, fasilitas, dan bahkan orang.
Hidup miskin yang dimaksud adalah pengosongan hati untuk mampu mengarahkan hati hanya pada kehendak Tuhan.
Lain lagi dengan kaul ketaatan. Kaul atau janji ini membuat para religius atau selibater taat kepada Tuhan dan segala hukumnya. Ketaatan itu mereka tunjukan juga dengan cara taat kepada pemimpinnya di serikat atau ordo. Janji ini pula yang membuat mereka bersedia untuk ditugaskan atau ditempatkan dimana saja apabila serikat atau ordo memerintahnya.
Ketaatan mau menunjukkan bahwa kehendak Tuhanlah yang paling utama dan paling baik.Â
Apakah seseorang yang telah mengikrarkan kaul ketaatannya tidak boleh memiliki kehendak sendiri? Kehendak bebas seseorang tetap dihormati sebagai hak asasinya. Seorang religius atau selibatar juga memiliki kehendak sendiri yang bebas tetapi berhadapan dengan kehendak Tuhan maka kehendak Tuhanlah yang menjadi utama.
Kaul ketaatan bukan sebuah tindakan pasif tetapi sebuah tindakan aktif yang berlandaskan kerendahan hati.