Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sorgum, Pangan Lokal Bertaraf Nasional

11 Agustus 2022   14:45 Diperbarui: 13 Agustus 2022   06:26 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tanaman sorgum yang bentuknya seperti jagung. (SHUTTERSTOCK/TOPPYBAKER via KOMPAS.com)

Kedua, soal food estate. Food estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, dan peternakan di suatu tempat.

Setelah melalui serangkaian kunjungan ke Waingapu, Presiden melihat bahwa lahan di sana memiliki potensi sebagai food estate. Tapi Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mempuntai pendapat lain. Menurutnya pemerintah perlu mempertimbangkan hal ini sebab ada banyak food estate yang gagal.

Ia meminta pemerintah untuk memperbaiki food estate yang ada terutama soal manajemen dan paska panen agar food estate yang dibangun tidak menjadi mubazir atau percuma.

Ketiga, arah perkembangan sorgum. Diketahui sorgum memiliki dua manfaat yaitu sebagai pangan dan juga energi. Pemerintah harus menentukan arah perkembangannya, apakah fokusnya untuk pangan atau energi. Kalau memang dua-duanya, maka pemerintah harus bersungguh-sungguh memanejemennya agar dapat berhasil dengan baik proyek nasional ini.

Sampai dengan Juni ini, diperkirakan total luas lahan yang ditanami sorgum 4.354 hektare dan tersebar di enam provinsi (Kompas.com) dengan estimasi kurang lebih 3,63 ton per hektare. Dari estimasi ini, maka diperkirakan sorgum yang akan dihasilkan per sekali panen adalah 15.243 ton.

Luas lahan akan terus ditambah. Di tahun 2024 diperkirakan akan ada 154.000 hektare untuk lahan sorgum. Dan Waingapu akan dijadikan pilot project untuk sorgum yang akan dipadukan dengan peternakan karena batang sorgum sangat baik untuk pakan ternak dan juga bisa untuk bio-ethanol.

Apabila rencana pemerintah ini berjalan mulus, niscaya ketergantungan kita akan gandum dapat dikurangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun