generasi sandwich. Istilah ini merujuk pada jenis makan fast food khas Amerika sandwich atau roti lapis yang mana isian roti terjepit di antara dua lapis roti.
Para kompasianer tentu pernah mendengar tentangBiasanya generasi sandwich adalah generasi yang terjepit di tengah-tengah antara keluarga sendiri, orangtua, kakak adik.
Kebanyakan seseorang yang berusia 30-an atau 40-an bisa saja terjepit pada dua tanggung jawab finansial sekaligus.
Tanggung jawab finansial menghidupi keluarga sendiri (istri dan anak-anak) dan tanggung jawab finansial menghidupi orangtua atau keluarga besar seperti adik yang masih sekolah, dan lain-lain merupakan ciri khas generasi sandwich.
Fenomena ini menjadi lumrah, sebab ada sebagian pandangan bahwa seseorang yang sudah sukses baik dalam karier maupun hidupnya mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga besarnya.
Hitung-hitungannya, dengan berbuat demikian seseorang hendak menunjukkan rasa baktinya kepada keluarga besar atau khususnya orangtua.
Lalu, apakah menjadi generasi sandwich adalah beban atau merupakan sebuah kewajiban?
Sebuah pertanyaan yang gampang-gampang sulit. Tapi melihat dan mencermati fakta di tengah kehidupan masyarakat, fenomena generasi sandwich ini, bisa saja menjadi sebuah beban.
Ada pula yang melihatnya sebagai kewajiban bagi orang ua, kakak dan adik yang memang tidak memiliki kesempatan dan keberuntungan yang sama seperti dirinya sendiri.
Apabila itu adalah beban, maka beban yang paling utama adalah beban finansial. Ada beban finansial yang cukup berat bagi seseorang yang harus mempunyai tanggung finansial ganda.
Nah belajar dari fakta demikian, seseorang bisa saja menjadi bergerak sebagai pemutus siklus dari mata rantai generasi sandwich ini.