Agar siklus generasi sandwich tidak berputar-putar secara terus-menerus membentuk semacam lingkaran tanpa akhir, maka sebaiknya beberapa hal praktis ini harus dilakukan.
Pertama, kita harus membangun kondisi keuangan yang sehat. Membangun keuangan yang sehat dimulai bukan baru dimulai saat usia sudah hampir memasuki senja.
Menata keuangan yang sehat harus sudah dimulai sejak dini memiliki penghasilan sendiri. Kebiasaan pengeluaran konsumtif yang tinggi  harus dihindari agar keuangan tetap sehat. Sambil menyisihkan penghasilan kita untuk tabungan pensiun.
Kebiasaan mengatur keuangan yang sehat memudahkan kita menjalankan rencana-rencana masa depan terutama persiapan untuk masa pensiun di hari tua agar jangan menjadi beban bagi anak-anak.
Kedua, menabung dana pensiun jauh-jauh hari. Ada yang mengatakan bahwa kunci sukses menabung adalah spend less and save more. Dan memang benar, kalau mau menabung mesti mengurangi pengeluaran.Â
Untuk mengatur agar tidak menghabiskan uang untuk berbelanja barang-barang yang tidak dibutuhkan, maka harus dibuat sebuah perencanaan yang matang. Dengan menghemat belanja makin banyak uang yang bisa ditabung.
Menabung untuk hari tua juga bisa memakai jasa beberapa bank yang telah khusus menyediakan layanan untuk simpanan hari tua.
Ketiga, berhati-hati dengan utang jangan sampai utang menciptakan kesengsaraan baru bagi kita.
Utang bukanlah sebuah masalah bila dilakukan dengan perhitungan yang sistematis. Namun bila dilakukan secara serampangan maka percayalah, itu akan menjadi bencana untuk kita sendiri.
Karena itu berhati-hatilah terhadap utang yang bersifat konsumtif. Jika terpaksa harus berutang, maka pilihlah jangka waktu yang tepat sehingga utang itu tidak menjadi beban bagi kita di hari tua.
Keempat, melengkapi kebutuhan proteksi diri yang tepat. Kita juga bisa melengkapi proteksi hari tua dengan berbagai asuransi kesehatan dan asuransi kerja seperti BPJS tenaga kerja dan BPJS kesehatan, atau bisa juga asuransi yang benar-benar dipercaya.