Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Relevansi Pendidikan Pancasila bagi Anak-Anak Didik dalam Kurikulum Merdeka Belajar

6 Juni 2022   21:18 Diperbarui: 10 Juni 2022   09:59 3340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebentar lagi tahun pelajaran 2021/2022 akan berakhir dan tahun pelajaran baru 2022/2023 akan dimulai.

Menariknya tahun pelajaran 2022/2023 merupakan tahun awal diterapkannya Kurikulum Merdeka Belajar.

Lebih menariknya lagi, dalam Kurikulum Merdeka ini salah satu mata pelajaran wajib adalah Pendidikan Pancasila.

Namun pertanyaanya, relevankah pendidikan pancasila untuk generasi Z saat ini?

Sebelum menjawab pertanyaan sebagaimana kita tahu bersama dari berbagai media bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menetapkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila menjadi mata pelajaran wajib di tahun ajaran baru nantu. 

Rencananya pendidikan pancasila akan dilaksanakan pada lebih dari 140.000 satuan pendidikan jenjang PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi di seluruh Indonesia sebagai mata pelajaran wajib mulai tahun ajaran 2022/2023.

Kita tahu bahwa kurikulum merdeka sangat mengedepankan proses belajar yang menyenangkan dan relevan.

Pendidikan Pancasila bila dipelajari dalam proses belajar yang menyenangkan diharapkan membuat anak-anak mampu memahami cara mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari.

Bukan rahasia lagi bahwa anak-anak zaman sekarang jangankan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam tindak dan laku, kelima butir Pancasila yang dulu menjadi hafalan wajib saja, blank di kepala dan otak mereka.

Maka, menjawab pertanyaan di atas kita boleh mengatakan bahwa pendidikan pancasila menjadi sangat relevan saat ini.

Pendidikan Pancasila merupakan langkah maju menguatkan kembali profil Pelajar Pancasila yang dikampanyekan oleh Kemendikbudristek.

Ada enam profil pelajar pancasila yaitu beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.

Dengan diajarkan Pendidikan Pancasila di dunia pendidikan, profil pelajar Pancasila dari anak-anak kita kembali menguat dan mampu menjadi pembeda dengan bangsa-bangsa lain.

Kita tidak alergi terhadap nilai-nilai baru dari dunia luar. Nilai-nilai itu juga sangat penting untuk kemajuan bangsa kita. Tugas Pancasila hanya menjadi filter untuk menyaring nilai-nilai itu agar sesuai dengan karakter dan budaya bangsa kita.

Jangan sampai kita lengah dan menjadi kebablasan oleh berbagai isu radikalisme yang merongrong kebangsaan kita.

Menteri Kemendikbudristek Nadiem Makarim. Sumber: Kompas.com
Menteri Kemendikbudristek Nadiem Makarim. Sumber: Kompas.com

Survey Komunitas Pancasila Muda yang dilakukan pada akhir Mei 2020 sebagaimana dilansir dalam beberapa media online menyebut bahwa hanya 61 persen responden yang merasa yakin dan setuju bahwa nilai-nilai Pancasila sangat penting dan relevan dengan kehidupan mereka.

Itu artinya, sebanyak 39 persen responden menganggap Pancasila tidak lagi penting dan relevan.

Dari 31 persen responden tersebut, 19,5 persen di antaranya menganggap Pancasila hanya sekedar istilah yang tidak dipahami maknanya.

Sementara itu, beberapa tahun sebelumnya tepatnya di tahun 2018, LSI juga melakukan sebuah survey dan menemukan bahwa dalam kurun waktu 13 tahun masyarakat yang pro terhadap Pancasila telah mengalami penurunan sekitar 10 persen, dari 85,2 persen pada tahun 2005 menjadi 75,3 persen pada tahun 2018.

Ini adalah suatu keadaan yang memprihatinkan. Karena itu, terobosan untuk mengembalikan pancasila kepada kedudukannya sebagai ideologi, falsafah dan pandangan hidup bangsa menjadi sangat mendesak saat ini.

Memasukan kembali Pendidikan Pancasila ke dalam kurikulum pendidikan sejak dari Paud merupakan langkah preventif bagi nilai-nilai radikal itu mempengaruhi otak anak-anak kita.

Internalisasi nilai-nilai pancasila yang ditanamkan ke dalam diri anak sejak dini diharapkan menjadi senjata ampuh dalam menangkal nilai-nilai yang berseberangan dengan Pancasila.

Anak-anak perlu kembali diperkenalkan dengan pancasila.

Anak-anak perlu mengenal dulu apa itu pancasila sambil diarahkan untuk menghayati nilai-nilainya lewat cara bertutur, bersikap, dan bertingkah laku.

Badan Pembinaan  Ideologi Pancasila (BPIP) telah menyusun lima belas buku ajar Pendidikan Pancasila mulai dari jenjang Paud hingga Pendidikan Tinggi.  

Selain itu ada juga text book yang disiapkan oleh Kemendikbudristek yang akan dikolaborasikan 15 buku yang sudah disiapkan oleh tim BPIP.

Menurut Menteri Nadiem, mata pelajaran Pendidikan Pancasila sendiri  bertujuan untuk mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa mewujudkan masyarakat yang hidup berdampingan dengan semangat bergotong royong di tengah keberagaman.

Melalui mata pelajaran pendidikan pancasila, kita bisa memperjuangkan hal yang lebih fundamental yaitu memberikan pemahaman yang benar kepada anak-anak didik tentang nilai-nilai adiluhur yang terkandung dalam pancasila.

Setelah memperoleh pemahaman, diharapkan nilai-nilai pancasila tersebut bisa dihayati dan diamalkan secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Untuk membumikan Pancasila bisa dilakukan dengan sederhana. Karena pada dasarnya nilai dalam Pancasila sudah hadir dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Bersikap ramah kepada sesama, memberikan bantuan kepada fakir miskin, serta mengedepankan musyawarah dalam memutuskan suatu persoalan adalah contoh-contoh bagaimana sebagai warga negara telah mengamalkan Pancasila dalam kehidupan bersama.

Masih banyak contoh lain yang memberi bukti bahwa pancasila sudah diamalkan sebagai cara kita membumikan Pancasila.

Upaya memasukan pendidikan pancasila sebagai mata pelajaran wajib dalam kurikukum merdeka merupakan usaha membumikan kembali nilai kegotongroyongan dalam berbagai aspek kehidupan sebagai sebuah bangsa.

Kita tidak bisa menampik bahwa banyak nilai fundamentalis yang radikal telah merasuk sampai ke dunia pendidikan.

Senjata ampuh untuk menangkalnya adalah dengan menanamkan kembali nilai-nilai pancasila.

Baca: Perlukah Membumikan Kembali Pancasila untuk Menangkal Radikalisme?

Sebagai ideologi, Pancasila hanya akan bermakna bila kehadirannya dapat dirasakan dalam setiap denyut nadi kehidupan bermasyarakat.

Lebih daripada itu, nilai-nilai pancasila dapat diwujudnyatakan dalam kehidupan nyata dan bukan hanya mengawang-awang sebagai sesuatu yang sakral.

Membekali generasi muda apalagi sejak dini dengan Pendidikan Pancasila, menjadikan mereka bukan saja cerdas secara intelektual tapi juga cerdas dalam hal kebangsaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun