Sebagai partikel plastik yang telah mengalami degradasi, mikroplastik akan dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia.
Salah satu organisasi jurnalistik nirlaba yang berbasis di Washington DC, Orb Media sudah merilis penemuannya secara serentak di media seluruh dunia pada akhir 2017 dan awal 2018, termasuk Tempo yang menjadi partner penelitian.
Penelitian tersebut dilakukan di 19 negara. Mereka memilih satu merek air minum kemasan yang paling populer.
Penelitian di Indonesia dilakukan dengan mengambil 30 sampel air kemasan di tiga kota besar, yaitu Jakarta, Bali, dan Medan.
Dari sampel yang dikumpulkan, ditemukan bahwa dalam satu botol air kemasan mengandung jutaan partikel plastik berukuran mikroskopis.
Data ini mengejutkan sebab air yang kita anggap paling murni ternyata mengandung jutaan mikroplastik yang sangat berbahaya.
Secara tidak sadar tubuh kita telah penuh dengan berbagai  mikroplastik dari berbagai air kemasan yang kita konsumsi selama ini.
Kita ketahui bahwa akhir-akhir ini air minum kemasan plastik menjadi primadona hampir di seluruh dunia.
Padahal air dalam kemasan plastik membuatnya menjadi lebih mudah dibawa untuk menjangkau wilayah-wilayah yang mengalami kekurangan air bersih.
Selain itu, lihatlah acara-acara besar yang kita selenggarakan selama ini. Air kemasan selalu menjadi pilihan yang praktis dan mudah.
Kebiasaan mengonsumsi air dalam kemasan sepertinya telah membudaya.