Menjadi tradisi Gereja setiap tahun, sebelum perayaan Kamis Putih ada dua tradisi yang dihidupi oleh Gereja, yaitu Misa Krisma pada pagi haris dan doa tuguran setelah peryaan Kamis Putih.
Pertama, Misa Krisma
Di dalam tradisi Gereja, Perayaan Misa Perjamuan Tuhan akan didahului dengan misa Krisma.
Misa Krisma ini dirayakan sebelum perayaan Kamis Putih itu sendiri. Akan tetapi atas pertimbangan tertentu bisa dirayakan di satu hari dalam pekan suci sebelum Trihari Suci.
Sudah menjadi kebiasaan setiap tahun menjelang perayaan Paskah, seorang uskup akan mengundang seluruh imamnya untuk merayakan Misa Krisma. Acara diselenggarakan Kamis menjelang dimulainya rangkaian Tri Hari Suci.
Misa dimulai dengan perarakan yang diikuti barisan para imam yang berjalan memasuki ruang dalam Gereja katedral. Mereka siap mengucapkan ulang janji imam.
Dinamakan misa Krisma sebab dalam misa ini, para imam membaharui janji selibat mereka kepada Tuhan di hadapan Uskupnya. Selain itu ada pemberkatan terhadap minyak-minyak suci yang akan digunakan dalam melayani sakramen-sakramen gerejani. Minyak-minyak itu adalah minyak pengurapan orang sakit, minyak Krisma, dan Minyak Katekumen.
Misa Krisma adalah salah satu liturgi yang paling khusyuk dan penting dalam kalender liturgi Kristen .
Selama Misa ini Minyak Suci dikuduskan atau diberkati. Minyak Suci-minyak suci itu adalah pertama, minyak Krisma yang akan digunakan dalam sakramen Pembaptisan, Penguatan atau Krisma dan Tahbisan Suci, serta untuk pentahbisan altar dan penahbisan gereja. Â
Kedua, minyak katekumen atau sebelumnya dikenal sebagai minyak pengusiran setan yang juga digunakan dalam sakramen Pembaptisan. Sedangkan minyak yang ketiga, yaitu minyak Orang Sakit. Sesuai dengan namanya, maka minyak ini hanya digunakan dalam upacara Pengurapan Orang Sakit
Minyak-minyak suci yang sudah diberkati dalam perayaan misa krisma ini akan dibagi-bagikan kepada para imam yang nantinya digunakan di tempat tugas mereka masing-masing.