Cara yang bisa dilakukan adalah mengajak anak berkomunikasi dari hati ke hati. Sebab, justru semakin banyak larangan, semakin ada rasa penasaran anak untuk mencari tahu.
Karena itu komunikasi yang baik adalah dengan memberitahu anak tentang apa yang boleh ditonton dan mana yang tidak boleh tonton disertai dengan penjelasan secukupnya tentang bahayanya.
Orang tua perlu berbicara terbuka dengan anak. Sebab zaman sekarang tidak ada lagi hal-hal yang bisa ditutupi termasuk hal-hal yang dulunya dianggap tabu untuk dibicarakan dengan anak.
Dengan berbicara dari hati ke hati tentang bahaya-bahaya pornografi, anak akhirnya menjadi tahu. Lebih baik anak tahu dari orang tua dari pada sendiri mencari tahu lewat gedget atau pun dari teman-teman sebayanya dan lingkungannya.
Berbicara lembut dengan anak sambil memberi pemahaman lebih mengena dan tepat sasar. Larangan apalagi sanksi tanpa penjelasan, akan semakin membangkitkan jiwa pemberontakannya untuk mencari tahu.
Yang bisa dibuat orang selain komonikasi yang intens dengan anak bisa juga dengan cara menghaviskan waktu online bersama anak-anak untuk mengajarkan mereka perilaku online yang sesuai.
Selain itu, orang tua perlu memantau ponsel atau tablet yang digunakan anak-anak setiap saat sebagai satu bentuk kontrol terhadap mereka. Karena bahaya pornografi bisa mengambil bentuk dalam berbagai tayangan online.
Hal lain yang perlu dibuat orang tua selain dua hal di atas adalah sebisa mungkin tandailah situs-sitis favorit anak-anak agar aksesnya mudah.
Kedua, Pihak Sekolah. Sekolah menjadi tempat kedua anak-anak besosialisasi dengan teman-teman sebaya maupun bukan sebaya.
Di lingkungan sekolah inilah, anak akan mendapat banyak pengaruh, bisa yang positif, bisa juga yang negatif.
Karena itu, sekolah harus menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi anak sebagai tempat belajar. Karena kita tahu, anak-anak yang dikirim ke sekolah berasal dari aneka keluarga dengan didikan dan disiplin dari rumah yang tentu berbeda pula.