Kondisi tersebut memicu kekhawatiran akan semakin terganggunya pasokan minyak dunia sebab berkurangnya pasokan dari Rusia.
2. Terganggunya Aktivitas Ekspor dan Impor sebabkan naiknya harga Pangan dunia.
Perang menyebabkan suplai komoditas dan logistik jadi terhambat. Hal ini disebabkan oleh sejumlah sanksi yang diterapkan kepada Rusia dari Amerika dan beberapa negara Barat.Â
Terhambatnya aktivitas ekspor impor ini sadar tidak sadar telah memicu kenaikan harga komoditas dunia.
Timor Tengah akan mengalami kekurangan pangan akibat dari perang ini. Sebab kedua negara yang sedang bertikai merupakan eksportir komoditas penting bagi wilayah itu.
Karena itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken dalam lawatannya ke Aljazair baru-baru ini mengungkapkan bahwa perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina bisa membawa dampak mematikan bagi negara-negara Arab.
Ukraina saat ini merupakan sumber bahan pangan seperti gandum yang sangat penting bagi Timur Tengah. Sementara itu, Rusia juga merupakan supplier penting minyak dan gas.
Lembaga Pangan Dunia atau FAO bahkan menyebut bahwa kelangkaan pangan mungkin tak hanya dialami Timur Tengah melainkan juga Asia dan Afrika. Dalam laporannya, lembaga internasional itu juga menambahkan Rusia adalah produsen utama pupuk.
3. Pemulihan ekonomi pasca Covid jadi terhambat.
Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina akan menghambat pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19 di kawasan Eropa dan global.
Konflik seperti invasi dan peperangan memang dapat mengganggu stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini yang dikhawatirkan ini sekarang benar-benar terjadi.