Ini menunjukkan bahwa kandungan kalsium, protein, besi dan niasin termasuk tinggi.
Mengkonsumsi "Daun kelor, segar" secara teratur sesuai AKG (Angka Kecukupan Gizi) atau sesuai kebutuhan gizi per hari dari Kemenkes RI, bermanfaat untuk kesehatan bagi ibu hamil dan bayi seperti berikut ini:
Menjaga ibu hamil tetap sehat karena kelor memiliki kandungan protein dan zat besi yang cukup tinggi.
Kandungan kalsium yang tinggi bisa mencegah pre-eklampsia pada ibu hamil. Manfaat lainnya adalah mengurangi resiko penyusutan tulang selama hamil dan menyusui karena selain protein dan besi, kelor juga mengandung niasin. Protein, besi dan niasin juga berfungsi menopang perkembangan janin.
2. Ubi Kayu (Singkong) Â
Persoalan stunting di Indonesia masih perlu terobosan untuk diatasi, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).Â
Selain kelor, singkong merupakan salah satu komoditas yang bisa dikembangkan untuk mengatasi stunting tersebut. Hal ini sejalan dengan kearifan tradisional masyarakat yang sudah memanfaatkan berbagai olahan singkong.
Orang-orang NTT sudah mengonsumsi ubi kayu secara turun-temurun. Bahkan, setiap daerah mempunyai jenis olahan singkong dengan berbagai cita rasa dan kekhasan.
Bisa dibayangkan saja, dalam 100 gram ubi kayu rebus terdapat 98 persen kalori yang berasal dari karbohidrat. 2 persen sisanya berasal dari protein dan lemak.
Dilihat dari banyaknya kandungan gizi pada ubi kayu, wajar saja jika makanan pokok yang satu ini memiliki banyak manfaat baik bagi tubuh.
Sejumlah kandungan gizi tersebut mampu menunjang kesehatan tubuh, sekaligus meningkatkan metabolisme. Karena itu sangat penting juga bila dijadikan pangan untuk menunjang gizi bayi atau anak.