Membicarakan soal Persija dan Jakmania seakan tidak ada habisnya. Semua orang memiliki pandangan tentang keduanya. Apalagi yang hanya bisa melihat Persija dan Jakmania dari luar tanpa berani memasuki ke dalam akar-akarnya akan memiliki pandangan yang negatif.
Jakmania yang lahir menjelang runtuhnya Orde Baru. Pada saat geliat mahasiswa melakukan aksi besar-besaran untuk memperjuangkan reformasi. Ketika itulah para pendiri Jakmania mulai mengenalkan organisasinya di kalangan masyarakat luas. Tak terelakan, cara-cara yang dilakukan tak berbeda jauh dengan apa yang mahasiswa dengungkan soal perubahan. Agar nama mereka semakin meluas didengar, Jakmania tak pernah lelah untuk mensosialisasikannya termasuk dengan menaiki atap bus seperti serombongan mahasiswa yang akan melakukan aksi demonstrasi.
Seiring berjalannya waktu dan makin meluasnya anggota Jakmania hal tersebut sudah mulai ditinggalkan. Korwil-korwil yang ada sudah mulai berganti dari yang tadinya naik Metro Mini telah berganti dengan menggunakan bus-bus AKAP ataupun wisata.Â
Tidak hanya saat main di Jakarta, Jakmania pun rela merogoh kantong lebih banyak untuk menyewa bus-bus pariwisata ketika mereka harus melakukan tur tandang ke luar daerah. Adapula yang berangkat secara rombongan dengan menaiki Kereta Api dan juga pesawat udara. Riwayat Jakmania dan Metro Mini sebenarnya sudah hampir habis. Selain karena pertumbuhan ekonomi penduduk Ibu Kota, mungkin juga terlalu paranoidnya pemerintahan terhadap Metro Mini dan massa yang bejubel hingga memenuhi atap busnya.
Pertumbuhan Jakmania yang begitu luas dan cepat membuat beberapa orang di dalamnya membentuk berbagai komunitas. Mereka-mereka yang memiliki satu hobi yang sama dan tentunya cinta dengan Persija mulai membentuk satu wadah baru untuk meningkatkan citra Persija dan juga Jakmania di mata penduduk Ibu Kota. Salah satunya adalah JakOnline.
Diusianya yang masih sangat muda, Jakmania pada tahun 2001 sudah memiliki komunitas bernama JakOnline. Sebuah wadah dari anggota Jakmania yang memiliki ketertarikan dan kemampuan di bidang IT dan jurnalis. Anggota JO ini siap untuk melalukan liputan-liputan mengenai kegiatan Jakmania dan juga selalu menyediakan informasi-informasi ter-update mengenai Persija serta para pemainnya. Sebagai catatan, saat ini selain JakOnline sudah ada pula Jacatra dan Sepakbola Jakarta yang selalu siap memberikan informasi, ulasan dan juga berbagai hal mengenai Jakmania dan Persija.
Pertumbuhan Jakmania terus berkembang. Ditengah begitu banyaknya suku dan budaya yang ada di Ibu Kota, Persija makin dicintai dan Jakmania makin menjadi identitas yang membanggakan bagi masyarakatnya. Korwil-korwil tidak hanya mencakup wilayah Jakarta namun sudah sampai kebeberapa daerah penyangga, bahkan di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah pun sudah ada korwil resmi PP Jakmania.
Menjadi Jakmania adalah menjadi pendukung Persija bukan menjadi pembenci klub-klub lain yang ada di Indonesia. Hal tersebutlah yang selalu ditekankan oleh para pendiri Jakmania. Pada setiap perkumpulan yang diadakan oleh PP Jakmania, Korwil maupun komunitas-komunitas selalu ada diskusi menarik tentang bagaimana memajukan nama Persija maupun Jakmania itu sendiri. Tak pernah ada penekanan bahwa menjadi Jakmania berarti harus menjadi pembenci klub lain.
Diskusi-diskusi positif dari para pengurus dan anggota Jakmania sangat membantu dalam memberikan dampak positif. Hal tersebut dapat dilihat dengan matangnya setiap acara yang diadakan oleh Pengurus Pusat, Korwil maupun komunitas. Anggota-anggota Korwil maupun komunitas mampu bekerja sama dengan baik kepada berbagai pihak di luar organisasi Jakmania.Â
Pada setiap perhelatan ulang tahun Korwil maupun komunitas, para anggota Jakmania mampu menjalin kerja sama dengan pihak Kepolisian untuk pengurusan masalah ijin maupun dengan berbagai perusahaan agar dapat diajak bekerja sama sebagai sponsor acara. Hal ini makin menunjukkan bahwa Jakmania bukan hanya tumbuh subur anggotanya melainkan mampu menjadikan anggotanya tersebut dapat melakukan hubungan yang baik dengan berbagai pihak di luar organisasinya.
Tidak sampai di situ, saat ini juga sudah banyak berdiri outlet-outlet Jakmania baik itu dari pengurus korwil maupun komunitas. Outlet Jakmania tersebut terus tumbuh subur. Kecintaan terhadap Jakmania dan Persija ikut menumbuhkan industri kecil menengah. Jakmania telah memberikan dampak positif terhadap kemandirian para anggotanya dalam ranah ekonomi.
Jakmania adalah organisasi independen yang berada di luar kepengurusan manajemen Persija Jakarta. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadikan Jakmania sebagai kelompok suporter yang masa bodo terhadap perkembangan Persija. Dalam beberapa waktu terakhir, beberapa aksi himbauan dan kritikan disampaikan secara langsung oleh para Jakmania terhadap kepengurusan manajemen. Baik melalui nyanyian di dalam stadion maupun aksi demonstrasi di depan kantor Persija. Bahkan ada beberapa kelompok yang melakukan aksi pemboikotan sebagai bentuk kekecewaan mereka terhadap kinerja manajemen. Jakmania terus mengarah sebagai organisasi yang mapan dan terpola.
Namun dari kesemua itu memang masih ada beberapa kekurangan dan hal tersebut terus diatasi dengan berbagai perbaikan yang dilakukan oleh PP Jakmania. Diskusi terbuka yang rutin dilakukan pada setiap minggunya adalah sebagai bentuk yang bagus dalam menciptakan satu tujuan bersama untuk mewujudkan soliditas dalam organisasi. PP Jakmania juga tidak hentinya merangkul potensi-potensi yang ada dalam anggotanya untuk ikut andil dalam melakukan upaya perbaikan di dalam tubuh organisasinya.
Jadi jika ada yang beranggapan Jakmania akan habis teriring berjalannya waktu adalah anggapan yang salah. Jakmania dan Persija akan terus berdiri kokoh meskipun ada satu anak betawi yang tidak tertarik mendukungnya. Karena Persija dan Jakmania sudah lintas suku dan budaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H