Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menjelajahi Posisi Bambang Pamungkas

18 Maret 2017   11:05 Diperbarui: 18 Maret 2017   11:26 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dahulu dilayani, kini Bepe menjadi pelayan.

Nama Bambang Pamungkas sampai saat ini masih dipercaya untuk menjadi bagian dari Persija Jakarta. Pemain asal Salatiga dipercaya untuk mengisi lini depan Macan Kemayoran. Bersama Rudi Widodo, keduanya akan bersaing merebut perhatian Stefano Cugurra agar dapat dimasukkan ke dalam susunan pemain utama.

Bepe - sapaan akrab Bambang Pamungkas - merupakan salah satu striker terbaik tanah air. Mengawali karir sepak bola dari diklat Salatiga, dan pada tahun 1999 dipercaya oleh Ivan Kolev untuk bergabung dengan Persija Jakarta. Satu musim setelah bergabung dengan Macan Kemayoran, pemain yang lekat dengan nomor punggung 20 ini berhasil membawa Persija Jakarta menjadi juara. Satu golnya di partai final melawan PSM Makassar semakin melengkapi kecemerlangan karirnya meski usianya masih sangat belia.

Pemain yang pernah juga berkarir di Belanda bersama klub EHC Hoansbroek Norad Holland memang sangat manakutkan di depan pertahanan tim lawan. Penempatan posisinya di dalam kotak pinalti ditambah dengan kemampuannya dalam mengeksekusi peluang menjadi gol membuat para pemain belakang semakin waspada. Sampai saat ini Bepe masih menjadi top skor sepanjang masa tim nasional Indonesia seakan membuktikan bahwa kemampuannya sebagai seorang striker tak bisa diragukan.

Keberanian Ivan Kolev dalam merubah pakem sepak bola nasional dalam menerapkan formasi 3-5-2 dengan menggantinya menjadi 3-6-1 saat melatih Persija menjadi awal momentum bersinarnya nama Bambang Pamungkas. Dengan formasi 3-6-1, Kolev hanya menempatkan 1 penyerang di pertahanan lawan. Tugas seorang striker tersebut dibantu oleh 1 pemain depan lainnya yang berdiri di belakang penyerang tunggal. Kolev menempatkan Widodo C. Putro sebagai pembantu Bambang Pamungkas di lini depan. Posisi Widodo yang agak kebelakang memberikan keleluasaan Bepe dalam mencetak gol. Pada awal karirnya Bepe sudah dijadikan target man oleh Ivan Kolev. Sebuah peran yang selalu menempatkan dirinya sendirian di kotak pinalti lawan. Semua alur serangan baik dari kiri, kanan dan tengah akan bermuara pada dirinya. Dan Bepe pulalah yang akan mengeksekusinya menjadi gol. Bepe manjawab kepercayaan Kolev dengan mengoleksi 24 gol pada musim pertamanya di kasta tertinggi sepak bola tanah air.

Prestasi individunya pada musim 1999/2000 membawanya terbang ke negeri Kincir Angin. Meski berkarir hanya selama empat bulan, setidaknya hal tersebut memberikan pelajaran berharga baginya. Sekembalinya dari Belanda, Bambang Pamungkas kembali memperkuat Macan Kemayoran.

Kembali mengenakan seragam Persija, pria kelahiran Getas mendapatkan suasana baru. Pergantian pelatih dari sosok Ivan Kolev ke tangan Sofyan Hadi tak membuat peformanya menurun. Dengan strategi yang hampir sama dengan Kolev, Sofyan Hadi menempatkan Bepe sebagai striker tunggal dengan ditopang Widodo C.P. dan di dukung playmaker klasik sekelas Luciano Leandro. Di akhir musim 2000/2001 perannya sebagai penyerang mengantarkan Macan Kemayoran menjadi juara Liga Indonesia.

Musim terus berlanjut, pelatih silih berganti dan persaingan di lini depan semakin kompetitif. Pria yang lahir pada 10 Juni 1980 tetap menjadi pilihan utama. Dengan didukung keuangan tim yang melimpah seakan mengerti apa saja yang dibutuhkan oleh pemain idola para The Jakmania. Manajemen terus mendatangkan pemain-pemain yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan Bepe di kotak pinalti lawan. Diantaranya ialah dengan mendatangkan Ismed Sofyan dan Elie Aiboy. Keduanya semakin memanjakan Bepe dengan umpan-umpan silangnya. Satu kelebihannya dibanding striker lokal lainnya adalah memiliki kemampuan bola atas yang mematikan. Postur yang pendek seperti pemain-pemain nasional lainnya tak membuat Bambang Pamungkas mati kutu dihadapan bek-bek tanah air maupun bek asing yang biasanya memiliki postur tubuh yang lebih tinggi. Satu nilai plus yang terus menjadikannya sebagai target man yang haus gol.

Bepe muda sudah jadi "pembunuh" berbahaya. Tipikalnya seperti itu membawanya berkarir di Liga Malaysia memperkuat Selangor FC. Untuk menjadikannya sebagai "pembunuh" yang liar, Selangor FC juga mendatangkan Elie Aiboy. Sosok Elie Aiboy sebagai pemain sayap murni dengan kemampuan menyusur sisi lapangan yang mumpuni dan mengakhiri pergerakannya dengan umpan silang yang akurat menjadi sosok penting atas keberhasilan Bambang Pamungkas menaklukan kompetisi negeri jiran.

Sepak bola terus berkembang, bukan hanya manajemen klub yang kian bertransformasi menjadi klub yang profesional tetapi juga peran dan fungsi pemain di atas lapangan. Suami dari Tri Buana Tungga Dewi berhasil mengikutinya dengan baik. Jika dahulu Bepe hanya berperan sebagai penyerang yang diberi tugas di dalam kotak pinalti lawan, kini dirinya juga sering kali bermain sebagai penyerang lubang atau bahkan dimainkan sebagai pemain sayap.

Sebagai penyerang lubang yang biasanya berposisi di belakang striker utama dan berada di depan para pemain tengah, Bepe diberikan tugas sebagai penjemput bola dan pengalih perhatian bek lawan dengan posisinya yang kerap kali turun menjemput bola ke lini kedua. Tidak seperti penyerang lubang lainnya yang mampu membelah pertahanan lawan dengan dribling bola yang begitu lengket. Tugas Bepe tak sebanyak pemain-pemain yang biasanya bermain sebagai penyerang lubang. Dirinya hanya penahan bola, lihai menjadi tembok dan pemantul bola dalam penyerangan, serta membuka ruang untuk pemain lainnya ketika dirinya turun agak kebelakang untuk menarik perhatian bek lawan.

Posisi seperti di atas terlihat ketika Persija masih diperkuat Pedro Javier. Atau ketika Timnas Indonesia berlaga di Piala AFF 2012. Pelatih Timnas Wim Rijsbergen menempatkannya berposisi di belakang striker naturalisasi Van Beukering. Atau yang paling hangat adalah ketika putatan kedua Torabika Soccer Championship tahun lalu. Bepe bermain di belakang striker utama Pacho Kegmogne. Faktor utama Bepe cocok dalam posisi ini tidak lain adalah karena dirinya memiliki keakuratan umpan, baik umpan panjang maupun umpan pendek.

Yang menarik lainnya adalah pada perhelatan Piala Presiden tahun ini. Bepe bermain melebar dalam pertandingan melawan Arema FC dan juga Bhayangkara United. Namun fungsi utamanya bukanlah sebagai pemain sayap murni seperti biasanya yang bertugas menysisir sisi lapangan pertahanan lawan atau bahkan melakukan tusukan ke dalam pertahanan lawan. Perannya tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, sebagai pemantul dan penahan bola. Ketika penyerang tengah kesulitan mendapatkan peluang matang karena penjagaan yang ketat dari bek lawan, Bepe yang berperan sebagai wide target man diharapkan mampu menjadi pemantul atau bahkan sebagai penyelesai akhir. 

Dalam strategi ini Bepe yang dijaga oleh bek sayap yang biasanya berpostur tidak terlalu tinggi diharapkan memenangi duel bola atas yang dikirimkan dari sisi sayap lainnya untuk kembali dipantulkan ke pemain tengah atau ke striker utama yang memiliki ruang bebas. Atau bahkan langsung mengeksekusinya jika mendapatkan ruang yang memungkinkan untuk melakukan tembakan atau sundulan langsung ke arah gawang lawan. Seperti gol Rudi Widodo ke gawang PS TNI di menit akhir pada Piala Presiden yang baru saja berakhir. Rudi mendapatkan ruang ketika bek lawan fokus pada posisi Arriaga ketika M. Rosul melakukan tusukan dari sisi sayap kanan. Rudi yang berperan sama seperti Bepe di sayap kiri mendapatkan ruang untuk melakukan tembakan setelah mendapatkan operan dari Arriaga yang berawal dari pergerakan M. Rosul di sayap kanan.

Dengan posisinya yang agak melebar Bepe bukan tanpa peluang di Piala Presiden. Saat melawan Bhayangkara United dirinya yang masuk di babak kedua menggantikan Rudi Widodo beberapa kali mendapatkan peluang emas. Sebagai wide target man Bepe berhasil menyelesaikan beberapa peluang dan juga memberikan pantulan kepada pemain lain yang berdiri bebas.

Pertanyaannya apakah Bambang Pamungkas sudah habis sebagai penyerang tengah? Jawabannya tentu belum. Diusianya yang sudah melebihi kepala tiga dirinya masih mampu mencetak banyak gol saat membela Pelita Bandung Raya. Posisinya sebagai penyerang tunggal dengan ditopang pemain sayap lincah macam Wawan Febriyanto dan David Laly serta penyerang senior T.A. Musafri, Bepe mencetak lebih dari 10 gol. Jauh dari apa yang diraih oleh striker-striker Persija pada musim yang sama.

Bepe yang kian mendekati masa pensiunnya terus bertahan dengan perkembangan sepak bola yang semakin kian pesat. Ketenangan dan pengalamannya membantunya untuk terus menyesuaikan diri dengan tugas dan peran yang diberikan oleh pelatih. Bepe terus bertahan di kasta tertinggi sepak bola tanah air ketika kawan seangkatannya yang menjadi striker sudah pada pensiun atau hanya bermain di level kedua sepak bola nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun