Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengacara Humphrey Jemat Blunder, Peluang Ahok Tipis

1 Februari 2017   22:50 Diperbarui: 1 Februari 2017   22:55 2302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebodohan pengacara dikombinasikan dengan ketidakmampuan AHok mengendalikan emosi membuat peluang Ahok menang di pengadilan dan sekaligus menjadi Gubernur DKI menipis.

Sayang sekali disaat posisi Ahok sudah ada di atas angin, dimana elektabilitasnya mulai membaik dan Rizieq Shihab tersandung kasus (dugaan) chating porno, pengacara Humphrey Jemat (HJ) membuat kesalahan besar, ditambah emosi Ahok terpancing. Entah apa maksud HJ menyasar SBY dengan tuduhan bhw SBY menelpon Ketua MUI KH. Ma'ruf Amin dan memintanya mengeluarkan fatwa. Dia ada disidang untuk mebuktikan Ahok tidak bersalah, bukan untuk membuktikan SBY meminta ketua MUI mengeluarkan fatwa. Tugas pengacara Ahok adalah membebaskan Ahok bukan mendiskreditkan SBY. Atau HJ mempunyai misi lain?

Akibat hasutan HJ, Ahok malah (dengan bodohnya) langsung secara frontal menuduh Ma'ruf Amin mendukung paslon nomor satu, dll. Belakangan Ahok mengatakan semua informasi mengenai hal  itu berasal dari pengacara, dia sendiri tidak tahu apa-apa mengenai hal itu. Ketidakmampuan mengendalikan emosi membuat orang menjadi bodoh, melakukan dan mengucapkan kata-kata tanpa dipikir lebih dahulu. Kemudian menyesal, nasi sudah menjadi bubur, kata-kata sdh terlanur terlontar.

Pengacara HJ mengatakan dia mempunyai bukti atas tuduhannya bahwa SBY menelpon Ketua MUI dan memintanya untuk mengeluarkan fatwa. Dia katakan dia mempunyai bukti yg belum dapat dia ungkap. namun kelihatannya itu hanya omong kosong. Jelas ini kesalahan besar. Tuduhan tanpa bukti yg berasal dari kecurigaan yg tak beralasan thd SBY. SBY mengklarifikasi bahwa dia memang bertelepon dengan Amin Ma'ruf pada hari itu, namun  bukan dalam rangka seperti yg dituduhkan dan bukan dia yg menelpon melainkan seseorang dari NU yg menelpon SBY dan menyambungkannya dengan Kyai Ma'ruf. Otak sang pengacara sudah diracuni kecurigaan dan prasangka yg membuat dia tidak bisa berpikir lurus dan logis lagi. Dan itu tertular ke Ahok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun