Menurut survey yang dilaukan baru-baru ini oleh DCSC (Developing Countries Studies Center), mayoritas responden mengakui bahwa Presiden SBY selama ini telah bekerja sangat atau cukup keras ; sekali pun hasilnya tidak mencapai seperti yang diharapkan oleh banyak pihak.
Harapan yang tidak terpenuhi tsb adalah wajar, karena memang harapan cenderung terlalu tinggi dibandingkan dengan realita ; hambatan dan tingkat kesulitan untuk mencapai harapan kebanyakan orang tsb sangat tinggi. Jauh lebih mudah untuk memimpin negara yang sudah mapan daripada negara yang masih dalam masa transisi seperti Indonesia. Jadi tidak adil kalau hanya melihat hasil tanpa melihat tingkat kesulitan yang dihadapi SBY.
Yang paling penting Presiden SBY sudah bekerja sangat keras, bersih, taat hukum, demokratis, tidak melanggar HAM, tidak menumpuk kekayaan bagi diri dan keluarga, tidak memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Â Diukur dari segi apapun SBY adalah Presiden terbaik, paling tidak salah satu yg terbaik di Indonesia dan juga di dunia.
Sayangnya dengan dedikasi yang begitu besar kerja Presiden banyak diganggu oleh kekuatan2 hitam dan kekuatan2 lama. Banyak pengkritik (lebih tepat disebut pengecam atau pemfitnah) sibuk tak henti2nya mencari2 kesempatan dan kesalahan SBY dan senatiasa melontarkan panah2 beracun dari mulutnya, menggunakan media tentunya.
Sayangnya para pengecam ini tidak bekerja produktif dan konstruktif. Kerja mereka hanya sibuk memfitnah dan menganggu Presiden dan para pembantunya yang sedang bekerja keras. Bekerja keras untuk apa dan siapa? Tentu saja untuk seluruh bangsa, termasuk untuk kesejahteraan para pemfitnah dan pengecam itu. Sayangnya mereka yang kerjanya hanya ngomong itu banyak yang hidup dari uang negara, menikmati gaji buta dan fasilitas berlebihan dari uang rakyat.
Mereka itu memang mirip monyet dan anjing yang tidak tahu diri, tidak tahu berterimakasih dan tidak menghargai kerja keras orang ; mereka tiada henti berceloteh dan menggonggong saja. Semoga mereka cepat sadar, sehingga mereka bukannya mengganggu tetapi membantu dan mendukung Presiden bekerja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H