Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negeri Leluhurnya Marie

23 Mei 2011   03:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:20 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negeri leluhurnya Marie dan negerinya Marie adalah 2 negara yg berbeda. Negeri leluhurnya Marie bukan negerinya Marie, negerinya Marie bukanlah negri leluhurnya Marie.

Lantas apa yg dipersoalkan oleh seorang BangSat? Yg sedang dimunculkan adalah kebencian etnis, roh rasis Orba kembali muncul dalam diri BangSat. Sebuah hasil jajak pendapat rupanya membangkitkn kembali semangat dari sisa2 rezim Orba. Padahal jajak pendapat itu sangat diragukan kredibilitasnya.

Siapakah yg menjual murah sumber2 alam yg tak terbarukan kepada perusahaan2 asing? Siapakah yg menimbun hutang luar negeri? Siapakah yang menanamkan dan menyuburkan budaya dan mentalitas korupsi? Siapakah yg melalui kedudukannya menimbun harta, memperkaya diri, keluarga dan kroni2nya? Siapakah yg membungkam kebebasan pers dan kebebasan berpendapat? Siapakah yg kerap melanggar hak asasi? Siapakah yg menjadikan dirinya, keluarganya dan konco2nya kebal hukum?Siapakah yg rasis? Siapakah yg membuat ekonomi Indonesia ambruk dan hancur? Siapakah yg menganggap tidak ada orang Indonesia lain yg mampu menjadi presiden dan mau mendominasi kekuasaan bagi kelompoknya sendiri?

Masakan yg seperti itu dirindukan? Masakan yg seperti itu dianggap terbaik? Macam mana pulsa itu?Ck ck ck. Swasembada pangan? Hanya berlangsung setahun, yaitu tahun 1987, dan itu digembar-gemborkan. Justru sekarang, di era reformasi ini kita bisa mencapai swasembada pangan secara lebih berkesinambungan.

Memang reformasi tidak berjalan secepat dan selancar yg diharapkan. Kenapa bisa begitu? Karena apa yg ditanamkan semasa Orba selama 32 tahun (sudah disebutkan di atas, alinea ke-3) adalah tanaman jangka panjang yg hasilnya masih kita tuai sampai sekarang, bahkan mungkin sampai beberapa generasi lagi. Dan sisa2 Orba masih cukup kuat (terutama direpresentasikan oleh Golkar). Hanya alm.Gus Dur yg begitu menyadari bahwa sisa2 Orba ini merupakan duri dalam daging bagi reformasi, hanya Gus Dur yg berani mencoba membubarkan Golkar. Dan teryata ia memang masih terlalu kuat bagi Gus Dur. (walau hasil pemilu Golkar syukurlah cuma mencapai 15%).

Kembali ke negeri leluhur Marie Elka Pangestu dan kawan2nya. Apa salahnya seseorang punya leluhur yg negerinya lain dari negeri dirinya? Negeri leluhur Barrack Obama adalah Kenya, tapi negeri Barrack Obama adalah Amerika. Negeri leluhur George Bush adalah Inggris tetapi negeri Bush adalah Amerika. Negeri leluhur Donald Rumsfeld, menteri pertahanan Bush, adalah Jerman, tapi ia Amerika tulen. Obama, Bush dan Rumsfeld, tidak bekerja untuk kepentingan Kenya, Inggris atau Jerman, negri2 leluhur mereka, melainkan untuk Amerika, negeri mereka tercinta.

Obama mengangkat menteri perdagangannya yg kerturunan China sebagai duta besar Amerika untuk Tiongkok ( di Amerika jabatan duta besar untuk negera besar dan penting tidak kalah penting dan bergengsi dibandingkan dgn jabatan menteri). Untuk apa? Tentu saja untuk kepentingan Amerika bukan untuk Tiongkok. Dengan mengangkat seseorang yg leluhurnya dari Tiongkok, ada keuntungan yg hendak dicapai bagi Amerika, bukan bagi Tiongkok. Si duta besar datang ke China, negeri leluhurnya, bukan pulang kampung, melainkan datang sebagai orang Amerika yg membawa dan membela kepentingan Amerika. Dan apa tanggapan para politisi di sana? Baik Republik mau pun Demokrat dari etnis apa pun mengacungkan jempol. Tidak seperti ucapan sinis dan rasis dr seorang BangSat.

Masalah pesawat Merpati buatan China jatuh? Masalahnya masih simpang siur dan belum jelas benar, karena terlalu banyak orang yg ikut ngomong. Yg jelas MEP bukanlah penggagas dan pengambil keputusan dalam pembelian pesawat2 itu. Ada banyak pihak yg terlibat dan ada proses yg cukup panjang. Di tengah jalan dari proses itu ia hanya diminta bantuannya sebagai salah satu anggota tim negosiator. Dengan memanfaatkan MEP yg negeri leluhurnya China, pemerintah hendak memanfaatkan posisi MEP yg unik ini untuk kepentingan Indonesia negerinya MEP, bukan untuk Tiongkok negrinya leluhurnya MEP. Kalau MEP negeri leluhurnya bukan China dan atau ia tidak mengerti benar tentang negeri leluhurnya itu ia tentu tidak akan diminta terlibat terlalu jauh dalam masalah ini. Ada kementrian perhubungan, kementrian BUMN dan PT. MNA, mereka yg lebih berkepentingan.

Dan di tengah kesimpangsiuran itu saya dengar proses pembelian pesawat itu sudah dimulai sejak 2005. Bukankah waktu itu komandan tim ekonomi yg di dalamnya termasuk MEP, adalah JK? Yang ini belum jelas dan harus diklarifikasi lagi.

Kesimpangsiuran suatu masalah memang paling gampang dimanfaatkan pihak2 tertentu. Karena masalahnya simpang siur mereka bebas mengeluarkan statement apa pun, termasuk statement2 yg memuji2 Orba sambil menfitnah ke sana kemari, dengan nada khas Orba yg rasis itu. Tujuannya adalah pemilu, kekuasaan dan kepentingan kelompok, bukan bangsa. Dasar Orba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun