Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hukum Relasi Pencipta – Ciptaan, Sandal Jepit dan Teori Evolusi

24 Agustus 2010   09:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:45 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Evolusi sudah menjadi ‘agama’ atau kepercayaan yang mutlak. Sayangnya ‘iman’ para ateis-evolusionis ini di dasarkan pada pijakan yg rapuh. Pijakan yg rapuh itu hanya berupa pemikiran2 manusiawi yg terbatas. Terbatas dalam hal pengetahuan dan pemikiran. Manusia adalah makhluk yg serba terbatas dan bisasalah. Sungguh hebat dan berani ‘iman’ ateis yg begitu menaruh keyakinan mutlak akan kebenaran Teori Evolusi (yg jelas2 tdk logis berdasarkan paparan diatas).

Evolusi saya percaya ada, tapi bukan Teori Evolusi Darwin yg sudah dijadikan sebagai “kebenaran mutlak.” Sekali pun itu pemikiran manusia dan berdsarkan bukti yg sedikit dan penalaran yg tidak logis.

Ilmu pengetahuan adalah berdasarkan penalaran logis, bukti2 yg cukup yg disusun dengan metode yg jelas dan sehat sehingga tdk bisa dipertyanyakan lagi karena. Ilmu pengetahuan juga didasarkan atas informasi yg dikumpulkan manusia sedikit demi sedikit. Ilmu penngetahuan selalu mencoba mendekat kepada kebenaran, dan selalu direvisi sejalan dengan masuknya informasi2 yg baru.

Ilmu pengetahuan bukanlah agama atau kepercayaan yg diimani berdasarkan kehendak bebas manusia. Kaum ateis/evolusionis telah menyarukan ‘agama/kepercayaan’ mereka seolah2 adalah sesuatu yg ilmiah, sains. Teori Evolusi itu bukan sains tetapi ‘agama’ kaum ateis.

Tetapi kaum beriman kepada Tuhan percaya kepada perkataan Tuhan. Perkataan dari Yang TidakBisaSalah. Wajar kalau masih banyak hal yg tdk bisa dijelaskan karena manusia serba terbatas pengetahuan dan pemikirannya. Tapi bukannya tidak logis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun