Mohon tunggu...
Sutan Dijo
Sutan Dijo Mohon Tunggu... Dosen - Seorang pria

Saya tinggal di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

(6/7) Logiskah Teori Evolusi Darwin?

23 Agustus 2010   21:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:46 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Penulis dapat saja memenuhi tulisan ini dengan mengutip atau memakai pernyataan-pernyataan dan argumen-argumen dari ilmuwan-ilmuwan terkenal yang menentang teori evolusi. Sekalipun argumen-argumen mereka sangat meyakinkan tidak semua orang dapat mencernanya dengan mudah karena pada umumnya sebagian besar bersifat sangat teknis. Sesungguhnya sangat mudah untuk membantah teori evolusi, dan tidak harus seorang ilmuwan untuk bisa melakukannya dengan cara yang sah.

Manusia telah menciptakan berbagai macam karya, mulai dari yang paling sederhana sampai kepada yang sangat canggih. Tetapi apapun yang dibuat oleh manusia selalu didahului oleh penetapan tujuan atau fungsi dari benda yang hendak dibuatnya. Setelah itu proses pembuatan benda itu dijalankan oleh akal budi manusia dan diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya tersebut. Tetapi sekarang bayangkanlah seorang yang buta, yang gila dan yang bodoh ( the blind watchmaker ). Kepadanya diberikan semua suku cadang dari sebuah jam tangan, beserta dengan semua peralatan yang dibutuhkannya untuk merakit semua suku cadang tersebut menjadi sebuah jam tangan yang utuh. Tetapi jangan beritahukan kepadanya tugas atau tujuan yang diberikan kepadanya yaitu untuk merakit semuanya menjadi suatu jam tangan. Berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan oleh orang tersebut untuk dapat menghasilkan satu jam tangan? Satu tahun? Seribu tahun? Sejuta tahun? Semilyar tahun? Saya tidak yakin ia dapat menyelesaikan tugas tersebut walau ia hidup sampai seribu trilyun tahun sekalipun. Karena ia bahkan tidak mempunyai tujuan dan keahlian untuk menyelesaikan tugas tersebut, yaitu membuat sebuah jam tangan.

Atau dapatkah kita membayangkan sebuah jam tangan, sebuah sepeda, sebuah mobil atau sebuah radio atau sebuah botol beling bisa tercipta dengan sendirinya dari serangkaian peristiwa alam yang bersifat kebetulan, yang tidak bertujuan, tidak berwawasan, tidak berakal dan tidak ada yang mengendalikan, sekalipun semuanya itu memakan waktu seribu trilyun tahun? Tidak diperlukan seorang ahli statistika untuk melihat bahwa kemungkinan terjadinya hal tersebut adalah tidak ada! Kecuali bagi orang yang tidak berakal sehat. Bukankah teori evolusi yang mengatakan bahwa hal tersebut bisa saja terjadi? Sesungguhnya teori evolusi sangat sederhana, dan demikian sederhananya sehingga banyak orang tidak bisa melihat betapa tidak masuk akalnya teori tersebut!

Tahukah Anda apakah karya manusia yang paling canggih. Tentu saja lebih canggih dibandingkan dengan benda-benda sederhana yang terlah disebutkan di atas, bukan? Ada yang mengatakan karya manusia yang paling puncak adalah sebuah komputer super di NASA di Amerika Serikat. Dulu orang demikian terpesona dengan adanya kemajuan teknologi yang begitu cepat sehingga mereka bermimpi bahwa pada suatu ketika manusia bisa membuat sebuah komputer yang bisa menyaingi otak manusia. Tetapi seiring dengan majunya ilmu pengetahuan, demikian juga pengetahuan manusia mengenai otak manusia yang telah dikumpulkan selama 25 tahun terakhir jauh lebih banyak daripada yang telah dikumpulkan selama ribuan tahun. Tetapi adalah suatu paradoks bahwa dengan makin banyaknya pengetahuan manusia mengenai otak manusia, dan juga mengenai bagian-bagian tubuh manusia yang lain, termasuk pengetahuan tentang sel, makin pudarlah harapan manusia untuk bisa menciptakan teknologi yang bisa meniru ciptaan Tuhan tersebut. Dan jurang tersebut menjadi semakin lebar seiring dengan semakin banyaknya  pengetahuan yang dikumpulkan oleh manusia. Semakin banyak pengetahuan manusia, semakin jelas bahwa teknologi makin jauh tertinggal.

Sebagai gambaran mengenai seberapa banyak pengetahuan yang sudah dikumpulkan oleh manusia, ini adalah suatu paparan yang relatif sangat sedikit dan diringkaskan mengenai arsitektur bagian tubuh manusia yang paling menakjubkan yaitu otak, dan juga sel, yang merupakan satuan terkecil pembentuk tubuh. Juga sangat sedikit paparan mengenai sumber cetak biru dari tubuh manusia yang sangat menakjubkan itu yaitu DNA. Kebanyakan paparan di bawah dikutip dari buku yang sangat indah yaitu  “Keajaiban-Keajaiban Dalam Tubuh Manusia” yang ditulis oleh Dr. Albert M. Hutapea, MPH, seorang ilmuwan berkebangsaan Indonesia.

Otak

Rata-rata berat otak seorang dewasa hanya sekitar 1,5 kilogram dan lembek seperti alpukat matang. Otak adalah bagaikan hutan rimba yang sangat luas yang bagian dalamnya belum banyak dijelajahi. Manusia baru mengenal hanya bagian tepiannya saja. Otak manusia terdiri dari sel-sel fungsional yang disebut neuron dan sel-sel pendukung yang disebut neuroglia. Diperkirakan terdapat 100 miliar neuron dan hingga 5 triliun neuroglia dalam otak manusia setelah mencapai usia 18 tahun. Para ilmuwan juga telah memperkirakan bahwa semua sel otak ini terdiri dari sekitar 50 juta jenis yang berbeda.

Neuron memiliki ukuran dan bentuk yang sangat bervariasi mulai dari yang terpendek sampai yang terpanjang, yaitu yang merentang dari saraf tulang belakang sampai ke jempol kaki yang bisa mencapai sekitar satu meter pada orang dewasa. Neuron sederhana memiliki satu tubuh  dan sebuah lengan bercabang dua. Satu cabang berfungsi sebagai penerima arus listrik (dendrit) sedang cabang yang lain berfungsi sebagai pengirim (akson). Neuron jenis lain memiliki satu lengan pengirim dan satu atau lebih lengan penerima. Masing-masing lengan penerima maupun lengan pengirim dapat memiliki percabangan yang sangat rumit.

Agar dapat lebih mudah dibayangkan, mari kita lihat saraf tulang belakang yang mengatur otot-otot kaki. Telah dihitung bahwa jika tubuh saraf ini berukuran sama dengan bola tenis maka seluruh percabangan lengan penerimanya akan dapat mengisi penuh ruang tamu berukuran sedang dan lengan pengirimnya akan dapat mencapai 1,6 kilometer walau garis tengahnya hanya 1,3 sentimeter.

Semua dari keseratus miliar neuron dalam otak tersusun sambung-menyambung melalui persambungan lengannya. Oleh karena setiap neuron dapat membentuk sampai 200.000 sambungan dengan neuron lainnya, bisa dibayangkan betapa rumitnya susunan semua sel otak. Walaupun dikatakan sambung-menyambung akan tetapi sebenarnya dua neuron yang bersambung dipisahkan oleh celah yang lebarnya rata-rata seperlima puluh ribu (0,00002) milimeter. Setiap ujung lengan pengirim memiliki sekitar 300.000 kantong kecil yang disebut vesikel. Masing-masing vesikel ini berisi sekitar 10.000 molekul asetilkolin.

Neuron saling berkomunikasi dengan menggunakan arus listrik yang kecepatannya bisa mencapai 360 kilometer per jam. Oleh karena arus listrik ini tidak dapat menyeberangi celah pemisah antar-neuron yang bersambung, pada celah persambungan ini ujung lengan pengirim satu neuron akan menembakkan zat kimia yang disebut neurotransmitter (contohnya astilkolin) ke ujung lengan penerima neuron berikutnya. Zat kimia ini akan merangsang timbulnya arus listrik pada ujung lengan penerima neuron tersebut, yang boleh jadi akan dihantarkan ke neuron selanjutnya atau ke sel jenis yang lain. Ujung lengan pengirim satu neuron membutuhkan waktu sekitar 1/2500 detik untuk “mengisi ulang” amunisi kimianya agar dapat menembak kembali.

Sebuah sel otak mungkin menerima rangsangan yang datang dari ratusan ribu titik yang berhubungan setiap detik. Befungsi seperti penyambungan telpon yang sangat besar, sel ini akan seketika itu menghitung, mikrodetik demi mikrodetik, jumlah data dari semua informasi yang masuk dan akan mengubah arahnya ke jalur yang tepat.

Jalur hubungan atau sambungan antar-neuron terbentuk sepanjang hidup seseorang sesuai dengan kebiasaan atau pola hidupnya. Kegiatan tertentu dalam proses berpikir atau pergerakan tubuh akan membentuk pola sambung-menyambung yang tertentu pula pada antar-neuron otak. Semakin sering sesuatu kegiatan dilakukan semakin “kuat” pula pola sambung menyambung antar-neuron yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Dengan demikian, semakin mudah kegiatan tersebut dapat dilakukan karena telah menjadi suatu kebiasaan…

Dari paparan yang hanya serba sedikit di atas jelaslah bahwa otak manusia tidak akan pernah dapat ditandingi oleh komputer manapun yang  pernah dan akan dibuat oleh manusia. Dan inilah kesaksian dari Dr. Hutapea : “Saya yakin, karena begitu rumitnya otak, sampai kapanpun manusia tidak akan bisa memahaminya secara utuh. Seseorang perlu menjadi lebih daripada sekedar manusia untuk sepenuhnya memahami otak dan pikiran manusia.”

Sel

Pada paparan tentang otak di atas disebutkan bahwa otak manusia terdiri dari kira-kira 100 miliar sel neuron dan 5 triliun sel neuroglia. Seorang ilmuwan Inggris, pada tahun 1663, membuktikan bahwa tubuh makhluk hidup terdiri atas satuan-satuan terkecil yang kemudian dinamai sel. Jumlah seluruh sel yang membentuk tubuh tubuh seorang dewasa adalah sekitar 100 triliun dalam suatu susunan yang begitu teratur rapi dan tertentu.

Setelah dipelajari ternyata sebuah sel yang demikian kecil, sederhana dan nampak mati ternyata mengandung hal-hal yang menakjubkan. Sebuah sel ternyata bagaikan sebuah kota metropolitan yang tidak henti-hentinya disibukkan oleh berbagai jenis kegiatan. Sebagaimana layaknya kota metropolitan, setiap sel memiliki ratusan sampai ribuan buah generator tenaga dan pabrik bahan bakar, sistem transportasi, jaringan komunikasi yang rumit, dan sistem penghancur maupun pembuangan sampah. Sel juga memiliki pabrik mutakhir yang menghasilkan aneka ragam produk. Untuk pengoperasian pabrik ini diperlukan sistem impor untuk memasukkan bahan baku tertentu dari luar sel serta sistem ekspor untuk mengirimkan produk jadi yang akan digunakan sel lainnya.

Di dalam sel terdapat juga sistem pertahanan dan keamanan yang menjaga keamanan lingkungan dalamnya seta sistem pertahanan yang melindunginya dari ancaman yang datang dari luar. Di samping itu, tentunya ada juga sistem pemerintahan. Akan tetapi, sistem pemerinyahan ini lebih cenderung kakau dan bersifat diktator karena tidak ada sesuatupun yang dapat terjadi dalam sel tanpa komando darinya.

Ada satu kemampuan sel yang cukup unik. Ia mampu menghancurkan tubuhnya sendiri. Ia memiliki kantong-kantong kecil yang mengandung zat penghancur. Kantung ini akan pecah sewaktu sel tersebut mati lalu melepaskan isinya yang kemudian menghancurkan struktur sel tersebut. Inilah salah satu penyebab membusuknya makhluk hidup yang telah mati.

Sebenarnya segala kegiatan kita sehari-hari terjadi pada tingkat sel. Sebagai contoh, pada saat Anda memegang lembaran tulisan ini sel-sel otot tanganlah yang bekerja. Seaktu membaca, sel batang (rod) dan sel kerucut (cone) matalah yang menrima bayangan huruf-huruf tulisan ini lalu mengirimkannya ke otak untuk diterjemahkan di sana. Sewaktu memikirkan makna kalimat ini sel-sel otaklah yang menimbulkan pengertian.

Manajemen energi dalam sebuah sel sangat menakjubkan. Untuk memenuhi kebutuhan energi sel, generator tenaga yang disebut mitokondria akan menghasilkan kemasan paket energi yang disebut adenosintrifosfat yang sering disingkat menjadi ATP. Kemasan energi inilah yang merupakan sumber energi bagi setiap makhluk hidup. Pada saat sel membutuhkan energi untuk melakukan kegiatan tertentu kemasan energi itu akan dipecah untuk mengeluarkan energi yang dikandungnya.

Proses pembentukan dan pemecahan ATP ini terjadi setiap saat selama masih ada kegiatan proses kehidupan. Walaupun dalam keadaan tidur nyenyak, sel-sel tubuh kita selalu sibuk membentuk dan memecah ATP sebab “tungku-tungku api” sel harus tetap terbakar untuk menjaga agar tubuh tetap hangat. Sementara kita tidur, sel-sel usang akan diganti dengan sel-sel yang baru, sel-sel otot jantung tetap harus bekerja memompa darah, sel-sel otak, dan lain sebagainya. Semua kegiatan ini memerlukan energi.

Pabrik yang ada dalam sel mampu memproduksi berbagai macam jenis zat untuk membangun dan memperbaiki sarana dan prasarana dalam sel itu sendiri. Misalnya, memelihara dan memperbaiki sistem pertahanan garis depan yaitu selaputnya, membangun generator tenaga yang baru, dan memperbaiki sistem transportasi yang sudah mulai usang. Sel pun memiliki pabrik senjata kimia untuk menghancurkan musuh yang sudah sempat masuk ke dalam bahkan untuk membunuh musuh yang terletak sangat jauh dari lokasi sel itu. Telah diperkirakan bahwa rata-rata sel tubuh menghasilkan 10.000 jenis protein yang berbeda semasa hidupnya. Ini membuat tubuh kita umumnya, dan setiap sel khususnya, akan selalu sibuk.

Pabrik dalam sel ini bekerja dengan sangat efisien dan akurat. Ada banyak zat yang dihasilkan di pabrik ini yang telah dapat dibuat di laboratorium oleh para ilmuwan. Akan tetapi sel dapat membuat zat-zat ini dalam tempo ribuan sampai jutaan kali lebih cepat daripada alat-alat mutakhir yang ada di laboratorium para ilmuwan. Di samping itu, berbeda dengan pabrik sel, peralatan laboratorium para ilmuwan tidak begitu sempurna sehingga menghasilkan banyak kotoran dan limbah. Pabrik dalam sel dapat bekerja efisien dan akurat karena adanya instruksi yang sangat terperinci dari pusat komando di inti sel itu serta adanya sistem enzim yang membantu pelaksanaan instruksi itu.

DNA

Sistem pemerintahan sel didasarkan atas ketentuan-ketentuan tertulis. Semua ketentuan tersebut dicatat dalam bentuk susunan molekul menyerupai benang berpilin ganda yang disebut asam deoxyribosa nukleat atau DNA (Deoxyribose Nucleic Acid). Setiap benang DNA terdiri atas 3 miliar satuan “mata rantai”. Panjang satu benang DNA ini sekitar dua meter. Pendek? Tidak juga. Sebab pada tingkat molekul satu meter adalah sesuatu yang sangat panjang. Jika panjang setiap molekul yang membentuk benang panjang ini diperbesar sampai satu sentimeter, panjang benang DNA itu akan mencapai lebih daripada 30.000 kilometer.

Satu benang DNA melilit-lilit sedemikian rupa sehingga menyerupai benang-benang kusut yang membentuk sebuah kromosom. Setiap sel dalam tubuh manusia mempunyai 46 buah kromosom. Di dalam ke-46 kromosom ini terdapat sekitar 100.000 gen yaitu semua informasi yang menentukan segala jenis kegiatan dalam sel, yang merupakan serangkaian reaksi kimia,  misalnya apa yang harus diproduksi pabriknya dan kapan hal itu dilaksanakan, bagaimana bentuk sel tersebut secara keseluruhan, serta bagaimana dan kapan sel tersebut berkembang biak untuk membentuk sel yang lain, dan sebagainya. Gen adalah suatu catatan informasi untuk membentuk sifat tertentu yang tertulis di sepanjang benang DNA. Dan jika catatan tertulis yang berisi semua informasi genetik seorang manusia  ini disimpan dalam bentuk buku maka akan terbentuk suatu perpustakaan yang memiliki  3.000 buah buku yang masing-masing terdiri dari 1.000 halaman, yang dipadatkan dalam sebuah sel yang sangat kecil. (Apakah perpustakaan semacam itu dapat terjadi secara kebetulan, tanpa ada seseorang yang sengaja menulis buku-bukunya tersebut?)

Dengan demikian, secara teori, setiap sel yang ada dalam tubuh manusia memiliki DNA yang mengandung semua informasi yang dibutuhkan untuk membentuk seorang manusia yang lain. Jadi, dalam kondisi yang tepat sel kulit seseorang dapat dibiakkan menjadi manusia yang sama seperti dia. Tentunya secara teori pula, sel dalam mata dapat membuat sebuah kaki. Akan tetapi, hal demikian tidak akan terjadi karena pada setiap sel tubuh sebagian besar DNA-nya “dikunci” sehingga DNA dalam sel mata hanya membentuk sel tertentu saja seperti misalnya sel batang atau sel kerucut mata, dan sel hati tidak akan membentuk tulang di dalam hati, begitu pula sebaliknya.

Kata-kata di atas sama sekali belum mencerminkan 10% saja dari kehebatan dan kecanggihan dari DNA/gen yang mengatur kehidupan fisik kita, karena begitu terbatasnya tempat yang tersedia di sini. Begitu dibanjiri dengan rasa takjub dan kagum seorang ilmuwan Jepang terkemuka, seorang ahli genetika terkemuka dunia bernama Kazuo Murakami, Ph.D, sehingga dia yang sebenarnya tadinya percaya kepada teori evolusi dan bukan seorang pemercaya Tuhan, mulai meragukan teori tersebut, dan terpaksa mengakuinya dengan komentarnya : “Sepertinya memang hampir tidak mungkin jika pengaturan yang begitu hebat ini terjadi hanya secara kebetulan. Sesuatu yang lebih besar pastilah berada dibalik keselarasan dunia kita ini…Menurut pendapat saya, kehidupan tidak mungkin merupakan hasil dari kebetulan saja. Jika hal ini benar, sebuah mobil seharusnya dapat merakit dirinya sendiri secara spontan asalkan seluruh onderdil yang diperlukan telah terkumpul di suatu tempat. Kita tahu bahwa hal ini tidak pernah terjadi. Suatu kuasa yang lebih besar tentunya ada di belakang semua ini, sebuah kekuatan yang berada di luar pemahaman manusia…” ( Dikutip dari The Divine Message of The DNA, oleh Kazuo Murakami, Ph.D , dari terjemahan Indonesia yang diterbitkan oleh penerbit Mizan ).

Di tempat lain Prof. Murakami juga megakui betapapun hebatnya gen, gen tidaklah sama dengan kehidupan. Gen hanyalah cetak biru, rancangan dan bukan kenyataan. Gen bagaimanapun juga adalah hanya materi yang tidak bisa diartikan sebagai jiwa atau kehidupan. Gen membawa kesinambungan fisik manusia tetapi sepertinya jiwa adalah bagian dari sebuah dimensi yang lain. Dan hal inipun ditegaskan oleh Francis Crick, yang bersama-sama dengan James Watson mengajukan struktur DNA yang berbentuk  heliks atau tangga berpilin.

Berikut ini adalah beberapa pandangan lain yang menarik dari Prof. Murakami,

“…Kemajuan-kemajuan penting telah berhasil diciptakan dalam bidang ilmu pengetahuan sehingga kita dapat mengungkap misteri-misteri dalam hidup, satu demi satu. Namun, meskipun seluruh tim penerima Hadiah Nobel bekerja sama, mereka masih tidak akan dapat menciptakan satu buah bakteripun. Menciptakan kehidupan dari awal adalah sesuatu di luar kemampuan kita. Walaupun ada kemajuan teknologi yang luar biasa, kita tidak boleh lupa bahwa kehidupan kita merupakan anugerah dari kekuatan alam yang sungguh hebat. Banyak orang yang beranggapan bahwa “membuat bayi” itu mudah, namun ini adalah cara yang arogan dalam berpikir. Satu-satunya peran yang kita jalankan hanyalah menciptakan kesempatan bagi sebuah kehidupan untuk dilahirkan, dan setelah lahir, memberi kehidupan tersebut nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh. Anak-anak tumbuh alami sesuai dengan prinsip-prinsip kehidupan yang telah tersusun secara mendetail..

Masih menurut Prof. Murakami, alam diatur dengan suatu hukum yang sangat ketat, termasuk dalam bidang bioteknologi. Sehingga tidak mungkin misalnya terjadi bahwa sel-sel manusia digabungkan dengan sel-sel tumbuhan atau hewan untuk menghasilkan suatu spesies yang baru atau hibrid. Polinasi atau kawin silang hanya dapat terjadi antarspesies yang berhubungan. Bahkan kawin silang yang seperti ini atau dengan metode yang lebih canggih untuk menghasilkan mutasi genetik, yang dilakukan untuk mendapatkan suatu varietas tanaman yang unggul, tingkat keberhasilannya sangat rendah. Dan inipun hanya bisa diterapkan pada tumbuh-tumbuhan. Dari berjuta-juta mutasi genetik yang terjadi mungkin hanya satu saja yang berhasil. Tampaknya fakta ini sesuai dengan yang tertulis dalam Alkitab bahwa masing-masing makhluk hidup diciptakan masing-masing menurut jenis-jenisnya sendiri. Masing-masing jenis dibatasi oleh sebuah koridor yang tidak dapat dilanggarnya. Jadi di dalam spesies anjing hanya dapat terjadi variasi adanya berbagai macam jenis anjing, karena adanya kawin silang di antara anjing. Namun anjing tetaplah anjing dan tidak dapat melompat pagar untuk beralih bentuk menjadi sesuatu yang lain seperti yang dikatakan oleh para evolusionis. Demikian juga jumlah ras manusia berjumlah 6 miliar dan semuanya dibatasi dengan ketat oleh koridor yang tegas dan jelas yang memisahkannya dengan bangsa kera. Kalau memang tidak ada koridor seperti ini, artinya bisa terjadi peralihan bentuk yang diklaim oleh teori evolusi, tentu harus ada banyak spesies, yang sangat banyak, di antara manusia dan kera, sehingga tidak jelas lagi batas antara bangsa kera dan ras manusia. Tampaknya harapan kaum evolusionis makin pupus dengan adanya fakta-fakta tersebut.

Menurut Prof. H. Enoch. M.A. F.Z.S, bahkan Charles Darwin sendiri yaitu bapak teori evolusi itu, pada akhir masa hidupnya, berangsur-angsur menyadari akan adanya kekurangan bukti-bukti nyata bagi spekulasi evolusinya itu. Ia menulis, “ Menurut teori ini, seharusnya ada banyak bentuk peralihan. Mengapakah kita tidak menemukannya di dalam ‘kulit’ bumi? Apa sebabnya kehidupan alam ini tidak kacau-balau, malah sebaliknya dengan jelas kita melihat species yang khas ciri-cirinya?” Inilah sebabnya Darwin sendiri, menjelang akhir hidupnya menarik kembali pernyataan-pernyataannya. Namun sungguh disayangkan bahwa pengikut-pengikutnya begitu gigih untuk mmempertahankan dan malahan menyebarluaskan teori ini, bahkan melalui cara-cara yang tidak terpuji.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun