Siapa Bilang Wakil Rakyat Gak Kerja?

Ketika 'berjalan-jalan' di sebuah jejaring sosial, tidak sengaja, saya menemukan sebuah tulisan yang cukup kelakar. Entah dari mana sumber asalnya, tulisan tersebut menggunakan bahasa Banjar. Berikut saya coba untuk membuat terjemah lepasnya:

Maklumat Anggota Dewan yang Terhormat: Disampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia dimanapun berada. Bahwa sehubungan dengan pemberitaan yang tidak nyaman tentang kami, baik itu lewak SMS, Siaran televisi, radio, maupun media pemberitaan lainnya. Dengan ini kami sampaikan yang sebenarnya terjadi, bahwa kami sudah menjalankan amanat rakyat dengan sebaik-baiknya, diantaranya yaitu:

1. Rakyat ingin kaya, sudah kami wakilkan dengan menjadi orang yang kaya raya.
2. Rakyat ingin mobil mewah, juga sudah kami belikan dan kami pakai sebagai tanda kami mewakili rakyat semua.
3. Rakyat ingin rumah mewah, juga sudah kami wakilkan.
4. Rakyat ingin gaji yang besar, pun sudah kami wakilkan
5. Rakyat ingin berwisata keluar negeri, ini juga sudah kami wakilkan
6. Rakyat ingin sarana MCK yang layak, kami buatkan yang sangat mewah dan juga kami wakilkan.

Jadi, hampir semua keinginan rakyat sudah kami wakilkan. Maka dari itu, dengan ini kami harapkan, agar rakyat tenang-tenang saja dan lanjutkan kerja masing-masing sesuai dengan keahliannya. Apabila ada keinginan rakyat yang belum kami wakilkan, silahkan kirim surat kepada kami, pasti akan kami laksanakan. TTD Wakil Rakyat

Tentunya ini bukan hanya sindiran bagi para wakil rakyat, namun juga terhadap kita, para rakyat yang diwakili. Apa yang kita lihat bersama, adalah cerminan bagi diri kita sendiri. Tidakpun kata kita, sekeliling kita telah meng-iya-kan. Hari ini, coba lihat berita di TV, apa yang terjadi disekeliling kita? Kemudian lihat disekitar tempat kita tinggal, bagaimana keadaannya? Lalu perhatikan keluarga dekat kita, apakah sudah bebas dari kesalahan? dan akhirnya lihat diri sendiri, pada hari ini, sudah berapa banyak kesalahan yang telah kita lakukan? Fazrol Rozi DO'A ANTI PEMIMPIN ZHOLIM "Ya Allah, karunikanlah untuk kami rasa takut kepadaMu yang dapat menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu, dan (karuniakanlah untuk kami) ketaatan kepada-Mu yang dapat menyampaikan kami kepada surga-Mu, serta (karuniakanlah untuk kami) keyakinan hati yang dapat meringankan kami dari berbagai cobaan dunia. Jadikankan kami bisa menikmati dan memanfaatkan pendengaran, penglihatan, dan kekuatan kami selama kami hidup. Dan jadikan semua itu sebagai pewaris bagi kami (tetap ada pada kami sampai kematian). Jadikanlah kemarahan dan balas dendam kami hanya kepada orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang memusuhi kami. (Ya Allah) Janganlah Engkau jadikan musibah kami adalah yang terjadi pada dien kami, dan janganlah Engkau jadikan dunia sebagai tujuan terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan janganlah Engkau kuasakan atas kami orang-orang yang tidak menyayangi kami." (HR. Al-Tirmidzi dalam Sunannya no. 3502, al-Nasai dalam 'Amal al-Yaum wa al-Lailah no. 402, Al-Hakim 1/528, Al-Baghawi no. 1374 dari hadits Ibnu Umar. Imam al-Tirmidzi mengatakan hasan Gharib. Syaikh Al-Albani menghassankan hadits ini dalam Shahih al-Jami' al-Shaghir no. 1268)