Tapi tunggu dulu.
***
Saya dan istri mendatangi SMK Dhuafa, sebuah SMK yang siswanya tidak dikenakan biaya sekolah atau gratis, gurunya pula bergaji minim, keadaan sekolahnya sangat sederhana, terselip diantara perumahan dikota ini.
Kami datang untuk mengecek seorang siswa yang sudah kami anggap seperti adik. Seorang siswa yang tinggal di mushola di perumahan tempat saya dan istri menetap.
Ternyata, dari penjelasan beberapa orang guru, siswa tersebut jarang masuk kelas dan tidak mengikuti ujian disemua mata pelajaran. Tentu saja kami kaget, selama ini, siswa tersebut selalu tampak pergi ke sekolah.
Saya katakan bahwa, perkara ini akan saya sampaikan kepada ketua Mushola. Namun, seorang guru tampak memelas, wajahnya iba. "Jangan dibilang kepada ketua Mushola Pak, Â nanti dia tinggal dimana?".
Bahkan ketika pulang, sang guru lama menjabat tangan istri saya, juga mengingatkan hal yang sama dan meminta agar kami mengusahakan si siswa agar kembali kesekolah..
***
Di negeri ini, masih banyak guru yang peduli dan bertanggung jawab, walau dengan gaji yang pas-pasan. Bahkan ada juga yang rela mengabdi walau tanpa gaji.
Cerita Putri dan cerita guru di SMK Dhuafa di atas hanyalah segelintir dari banyak kisah. Kontradiksi yang sering terjadi di negeri ini. Semoga kita bisa lebih jeli dan peduli dengan apa yang terjadi disekeliling kita.
Fazrol Rozi