Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Perahu Semang, Cinta, dan Takdir Nelayan Pesisir

20 April 2024   22:49 Diperbarui: 21 April 2024   10:45 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para istri nelayan dan dibo-dibo (dokpri)

Potret kehidupan nelayan seakan tak pernah habis menghadirkan kekaguman dalam diri. Entah kenapa, saya begitu menyukai pagi dan aktifitas yang tersaji di pesisir yang tersinggahi. 

Ada keindahan, cinta dan makna yang terbalut dalam bingkai  kehidupan masyarakat pesisir. Takdir dan keihlasan berjalan penuh berwarna. 

Tanpa ada kata "menyesal" atau menyalahkan "takdir". Toh  di mana pun posisinya takdir itu terpikul,  kebahagiaan akan selalu membalut dengan cara masing-masing.

Makna itu saya terpampang jelas kala mengunjungi Dusun Noramake, Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan. Wilayah Kesultanan Tidore yang juga terkenal dengan potensi kelautannya.

Semenjak tiba, saya sudah mencium aroma-aroma kehidupan nelayan yang kuat. Rumah-rumah yang berdiri disepanjang pantai, soma atau jalah yang tergantung di belakang rumah hingga pepohonan hingga perahu-perahu semang yang terparkir berderet-deret.

Sengaja saya mengunjungi pantai di pagi hari setelah rehat semalaman setelah perjalanan dari Kota Ternate. Di waktu inilah saya dapat menemukan aktivitas nelayan soma melakukan penangkapan.

Menarik perahu ke laut, mengejar kumpulan ikan, menebar jalah,  mengangkut ikan dan menarik perahu kembali ke darat adalah aktivitas yang saya amati dari bibir pantai. 

Sesekali saya mengikuti pergerakan  nelayan yang sedang mendayung mengejar ikan. Dari pantai saya kadang berteriak memberitahukan posisi gerombolan ikan berada.

Mayoritas nelayan masih melakukan penangkan secara tradisional ini. Selain menjaga kelestarian, juga sudah  turun temurun keahlian ini diwarisi. 

Meski sebagian lain sudah lebih canggih dalam metode penangkapannya, tapi bagi nelayan, sensasi menangkap ikan dengan perahu semang tiada tertandingi. Ada adat, budaya dan nilai luhur yang terus dijaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun