Bila dibilang beruntung, saya sangat beruntung lantaran datang tepat di saat nelayan sedang melakukan kegiatan penangkapan ikan.Â
Namun dibalik itu terdapat fakta menyedihkan. Pemandangan yang disaksikan dengan takjub tadi pagi harus dibaluri dengan permasalahan yang memang selama ini mengancam hampir semua nelayan pesisir di Maluku Utata yakni, masifnya operasi pertambangan.
Saat mengobrol dengan beberapa nelayan disela-sela mereka memperbaiki jaring, jawaban itu menjadi jelas. Menurut mereka, berkah tangkapan hari ini  baru dilakukan satu bulan belakangan.
"Sudah beberapa tahun ikan tidak ada, dan baru sekarang ada lagi" begitu pengakuan mereka
Adanya aktivitas salah satu perusahaan pertambangan ditenggarai menjadi biang atas hilangnya ikan-ikan yang selama ini menjadi pemghidupan mereka. Apalagi, Dusun Noramake sendiri berada tepat di wilayah lingkar tambang perusahaan tersebut.
Harapan nelayan ialah agar perusahaan tambang dapat lebih peka terhadap lingkungan utamanya mengelola limbah industri agar tidak mencemari lautan.Â
Patut diakui bahwa permasalahan operasi pertambangan dengan nelayan semakin hari semakin runyam. Konflik sosial dan terbuka sudah seringkali terjadi.
 Aktivitas pertambangan yang masif tersebut pada akhirnya berdampak pada ekologi laut. Di mana mayoritas mayarakat khususnya pesisir menggantungkan hidup pada hasil tangkap.
Di semenanjung Maluku Utara bila ditelisik lebih jauh, hampir seluruh wilayah telah beroperasi berbagai perusahaan pertambangan. Yang pada hakikatnya telah menimbulkan berbagai problem yakni hilangnya ruanh hidup masyarakat.