Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sampah Plastik, Masalah yang Tak Terurai

16 November 2023   04:30 Diperbarui: 20 November 2023   08:31 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(1). Juga warga yang meminta pemkot serius menangani sampah (2). Sementara Pemkot Ternate bahkan sampai saat ini terus berupaya menangani permasalahan klasik itu dengan beberapa kebijakan.

Permasalahan Klasik

Sumber : Mongabay Id
Sumber : Mongabay Id
Sampah menjadi permasalahan klasik di Maluku Utara khususnya di Kota Ternate. Telah lama masalah ini terpampang, namun belum mampu teratasi dengan baik.

Sampah khususnya sampah plastik dengan sangat mudah ditemukan seperti temuan Prilly. Sampah-sampah ini seakan tidak ada habisnya. Bahkan jika hujan, sampah plastik menjadi penghuni jalan raya. Keluar dari selokan maupun terbawa deras air dari pegunungan. 

Banyak faktor yang menjadi penyumbang. Pertama, program pemerintah. Persoalan sampah menjadi momok bagi setiap kepemimpinan. Belum adanya visi dan misi khusus dalam penanganan sampah menjadi sebuah tantangan tersendiri.

Sangat jarang menemukan dalam setiap konstestasi politik misalnya, ada calon yang mampu memaparkan secara detail bagaimana persoalan ini bakal diselesaikan. Tidak ada gambaran kuat, sistimetasi dengan manajemen solid yang ditawarkan. 

Sehingga pada akhirnya, gaya manajemen klasik terus di terapkan. Menambah armada pengangkutan lalu diangkut ke TPA. Begitu seterusnya.

Manajemen angkut buang ini sebenarnya sedikit memberikan pengaruh. Tetapi sedikit sebab, mayoritas sampah yang dibuang masyarakat ke tempat-tempat sampah adalah sampah basah. meski kadang kondisi ini tak luput dari masalah. Terutama ketika sampah basah ini dua sampai tiga hari diangkut. Sebabnya ketererbatasan armada, tenaga kerja hingga mogok kerja.

Selain itu masih terbatasnya jangkauan tempat sampah yang disediakan. Fakta di lapangan, satu sampai dua RT bisa membuang sampah di penampungan. Juga tempat sampah itu hanya dibuat di bangun berbentuk kotak segi empat. Tidak ada penjelasan mana sampah organik mana sampah non organik. Bercampurlah semua sampah itu menjadi satu.

Sementara sampah plastik masih belum jelas penangananya. Rendahnya edukasi terhadap masyarakat dengan penerapan Perda yang masih belum kuat menjadikan monitoring hanya sebatas himbauan. Sudah tentu himbauan hanyalah himbauan. Bisa dilakukan bisa juga diabaikan. 

Lemahnya edukasi juga menjadi bagian penting. Sangat jarang menemukan di kelurahan-kelurahan dilakukan kegiatan edukasi larangan buang sampah sembarangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun