Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Warung Rezeki

10 November 2023   01:47 Diperbarui: 10 November 2023   03:10 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bang Edoy dan gerobak dagangannya (dokpri)

Bang Edoy tak menyalahkan siapa-siapa. Meski keputusan tidak berangkat murni karena izin. Tetapi ia hanya menyesal kenapa tidak membujuk lebih keras agar memeproleh izin. Ia yakin dengan bujukan yang sedikit keras, sang nenek pasti luluh.

Sejak saat itu, ketika teman-temannya berkeliling Eropa, ia memutuskan ke Jakarta dan mulai berprofesi sebagai pedagang eceran di kawasan Cawang hingga sekarang.

Sebulan sekali ia baru pulang ke rumah. Atau ketika ada beberapa kendala di kampung. Untuk tidur ia tdr di bangku panjang. Atau dimana pun bisa merebahkan badan untuk istirahat. 

Jika pulang ke kampung, teman-temannya sering mengajaknya ke tempat usaha yang sudah jauh berkembang. Tapi Bang Edoy jarang mengiyakan. Ia tak ingin ada balas jasa atau kasian karena berkat jasanya mencari dan merekrut mereka 20 tahun silam

"Jadi Ji, jika ada kesempatan yang terpampang dihadapanmu. Dan itu kamu yakini bisa merubah nasibmu, ambil. Perjuangkan. Lalukan apapun demi meraihnya. Jangan menyerah dengan tantangan yang kamu hadapi. Namun jika tidak rejekimu, Ketetapan Allah tidak jatuh padamu, ikhlaskan. Beranikan mencari peluang-peluang lain. Jangan berhenti berusaha. Dengarkan orang tua ini,".

Bang Edoy saat ini berpikir bijak. Terutama bagi anaknya kelak. Ia akan mendukung apapun yang menjadi keputusan anaknya dan tak akan menghalangi tujuan-tujuan yang hendak di capai.

Selain nasihat-nasihat itu, Bang Edoy juga banyak memberikan nasihat kehidupan lain. Pengalamannya selalu ia bagikan setiap kali kami berbagi cerita. Pernikahan, membangun keluarga, pertemanan, dan banyak lagi. 

Sesekali jika bosan, ia akan menutup kiosnya dan berdua kami mengobrol dibawah pohon dengan tenda bekas terpal. Tempat dimana ia tidur.  Bahkan tak segan mengajak ngopi di rumahnya, di karawang. Tiga jam menaiki Bus.

Kehidupan seseorang memang penuh misteri. Dan pengalama akan kerasnya kehidupan selalu memberikan banyak nilai yang dapat di petik. (Sukur dofu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun