Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ruang Hidup Suku Togutil dalam Cengkraman Tambang

5 November 2023   07:17 Diperbarui: 6 November 2023   14:07 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Video yang memperlihatkan dua orang dari kelompok suku O Hangana Manyawa sedang menghalau sebuah buldoser pertambangan yang merengsek masuk pada wilayah mereka cukup menyita perhatian. Video yang diunggah Kompas.com tersebut juga mendapat beragam tanggapan. Rata-rata, mengecam tindakan pencaplokan tersebut dengan berbagai komentar.

Apa yang ditunjukan video tersebut hanyalah penggalan mozaik yang selama ini sudah dihadapi suku pedalaman di Hutan Halmahera. Mereka sering bersentuhan dengan pekerja-pekerja tambang yang masuk wilayah hutan tempat mereka tinggal. Atau perkara pembangunan proyek, dan pembukan hutan yang berlebihan. 

Sebagai Informasi, di Hutan Halmahera utamanya Halmahera Utara dan Halmahera Tengah masih hidup beberapa suku pedalaman. Kurang lebih terdapat 21 suku.

Mereka adalah Suku Togutil ( Suku Tobelo Dalam). Suku yang menggantungkan hidup dengan berburu, menobak ikan, memukul sagu hingga berkebun. Suku ini hidup berpindah-pindah atau nomaden.

Terdapat dua penyebutan di Maluku Utara yakni suku Togutil dalam (liar) dan suku tobelo luar, atau mereka yang sudah bersentuhan dengan masyarakat. Suku yang masih liar sebagian berada di wilayah Kabupaten Halmahera Timur.

Sumber: Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Suku Togutil luar sering keluar masuk dan membangun komunikasi dengan warga lokal. Utamanya suku yang mendiami kawasan Dusun Rai Tukur-tukur di Halmahera Timur dan di Hutan Tamanan Nasional Aketajawa Lolobata, Halmahera Tengah.

Bahkan sudah hidup selayaknya penduduk lokal, seperti sudah punya handpone bahkan mengendarai sepeda motor. Dan sebagian tinggal di rumah-rumah buatan Pemerintah. Meski langkah menempakan mereka untuk berbaur dengan masyarakat sepenuhnya dianggap salah lantaran jauh dari karakter, budaya dan tradisi. 

Namun meski sudah terbiasa, suku ini cenderung tertutup dan menutup diri. Selama ini, mereka sangat sulit membuat konflik dengan masyarakat lokal. Mereka bakal terusik ketika jika wilayah mereka dimasuki sembarangan orang. Tak segan-segan menghujam anak panah kepada orang-orang yang dengan sengaja masuk. Dalam berbagai kejadian, banyak warga yang terpanah akibat memasuki wilayah mereka tanpa izin. 

Misteri pembunuhan di hutan Halmahera sendiri tentu menjadi kehororan tersendiri bagi warga Maluku Utara. Sudah banyak kasus pembunuhan dan orang hilang di Hutan Halmahera. Meski kadang banyak pula salah sasaran yang dialamatkan kepada mereka. Sebuah ketidakadilan yang masih menjadi misteri. Baca (1)

Bagi Suku Togutil baik luar maupun dalam, hutan adalah rumah. Juga tempat bertahan hidup dengan memanfaatkan hasil hutan. Pantangan terbesar ialah menebang pohon. Mereka melarang penebangan pohon di wilayah mereka. 

Dalam video reels kompas, setiap kelahiran satu anak, mereka bakal menanam pohon bersama dengan ari-ari anak mereka. Maka pentingnya pohon bagi mereka tak sekedar dimanfaatkan, tetapi merupakan bagian dari dalam diri. Tentu, masuknya orang luar adalah ancaman bagi Suku Togutil. Dan tak segan-segan melakukan penyerangan jika merasa terancam.

Terancam Ekpansi Pertambangan

(Mongabay Indonesia)
(Mongabay Indonesia)
Hutan Halmahera memiliki potensi sumber daya yang sangat melimpah. Baik kayu hingga kandungan mineral. SDA yang melimpah menarik banyak perusahan-perusahan melakukan ekspansi bisnis. Belakangan, ekspansi ini semakin masif terjadi karena berbagai Izin dikeluarkan. 

Terusir dari hutan rumah sendiri merupakan fenomena yang belakangan dirasakan baik penduduk lokal hingga Suku Togutil. Hutan gundul, pohon-pohon tumbang berserakan, dan sungai tercemar, mau tak mau membuat mereka angkat kaki. Masyarakat harus merelakan lahan-lahannya dan pindah. Begitupun Suku Togutil .

Dikutip dari TribunPapua.com akibat ekspansi tersebut, salah satu suku togutil yakini kelompok Akejira dengan 11 anggotanya harus pindah karena kehilangan sumber pangan. Bahkan dalam beberapa tahun ini, banyak dari mereka (Suku Woesopen) keluar hutan untuk meminta beras ke perusahaan kayu.(2)

Ekspansi pertambangan dalam mengeruk sumber daya alam ini sudah banyak ditentang. Terutama pembukaan lahan baru yang mengambil bagian hutan tempat di mana Suku Togutil berada. Berbagai aksi perlawanan baik dari masyarakat adat, mahasiswa hingga politisi tak memberikan dampak. Kondisi yang sesekali menimbulkan kontak fisik. 

Perusahaan terus melakukan operasi dengan membuka lahan-lahan baru sejak tahun 2018. Masyarakat adat yang awalanya mempertahankan wilayahnya dengan terpaksa harus melepas kepemilikan.

Ya, kekuatan kekuasaan jauh lebih hebat menanakan ketimbang masyrakat yang terus berharap agar lahan-lahan mereka tidak diakopasi.

Berdasarkan catatan Mongbay Indonesia, Kawasan Halmahera khusunya Halmahera Timur merupakan kawasan industri strategis. Dengan lahan yang diperlukan 867,44 hektar yang dibangun bertahap. Dan bakal ada tambahan lagi sebesar 8.000 hektar.

Luas lahan itu baru di kelola satu perusahaan. Belum menghitung banyaknya perusahaan yang beroperasi dengan cakupan lahan masing-masing sesuai izin. Tentunya ini menjadi catatan tersendiri. Utamanya demi menjaga keberlangsungan Suku Togutil. Suku terakhir penjaga hutan Halmahera.

Pembangunan berkelanjutan dengan menekankan aspek saling menguntukan harus dikuatkan. Jika tidak demikian maka kedepan, hutan-hutan Halmahera mungkin bakal benar-benar hilang akibat ambisi pendapatan dan, nasib Suku Togutil hanya tinggal cerita. (sukur dofu-dofu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun