Rumahnya yang tak jauh dari Pelabuhan Semut membuatnya menetapkan pengusaha speedboat sebagai market pasarnya. Apalagi minyak merupakan bahan bakar penting dalam mengoperasikan speedboat.
Sebagai pedagang pengecer, tentu ia membutuhkan minyak. Maka berkat relasi dengan beberapa agen minyak di beberapa kelurahan terdekat, Abdu mendapatkan minyak tanah untuk dijual kembali.
Meski begitu, tak secara langsung memperoleh minyak tanah. Ia harus menunggu dulu terutama bagi agen yang menyalurkan minyak tanah subsidi pada setiap kelurahan.
Di Maluku Utara khususnya di Kota Ternate, setiap sebulan atau dua bukan sekali, pemerintah menyalurkan minyak tanah subsidi ke warga di tiap kelurahan.Â
Minyak tanah ini disalurkan melalui agen atau pangkalan minyak yang ditunjuk dan bekerjasama dalam melakukan penjualan serta distribusi sesuai harga yang ditetapkan.
Sehingga sangat lumrah menemukan antrian panjang warga di pangkalan untuk membeli minyak tanah Subsidi.Â
Kenapa minyak tanah bukan gas? Mayoritas warga Maluku Utara masih menggunakan kompor minyak dan sangat sedikit menggunakan kompor gas. Maka minyak tanah merupakan barang penting untuk mengebulkan asap dapur setiap rumah.
Dari sisa hasil penjualan ke warga yang sudah terdaftar, barulah sisa minyak oleh para pemilik pangkalan melakukan penjualan ke pedagang pengecer. Biasanya mereka sudah saling kenal.
Tentu dengan harga jual yang lebih tinggi. Misalnya harga bbm subsidi yang dijual ke warga 4.500 rupiah maka penjualan ke pengecer bisa mencapai 5.500-6. 000 rupiah. Kadang juga kata Abdu, ada agen yang bisa menaikan harga lebih dari itu jika minyak sedang susah.